Bagikan:
Bagikan:
Dalam dunia pendidikan, sejak dahulu lazim terdengar, “ganti menteri ganti kebijakan’. Setidaknya, berganti kurikulum terjadi minimal sepuluh tahun sekali. Dan biasanya, kebijakan yang berganti berimplikasi sangat luas. Guru, sebagai salah satu pilar dalam pendidikan anak, sering menjadi ‘korban’ kebijakan, terutama dalam aspek metoda pembelajaran bagi siswa.
Siapa sangka, perubahan yang dilakukan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang mengenalkan metoda “Merdeka Belajar” berimplikasi menguntungkan bagi pelaku UMKM?
Adalah Rita Indriana, pelaku UMKM yang menjual mainan anak-anak sebagai penunjang belajar, mendapat berkah itu. Dalam dunia pendidikan, apa yang dijual Rita dengan label “ABC Woodentoys”, disebut sebagai Alat Permainan Edukatif (APE).
“Saya gak nyangka, Kurikulum Merdeka Belajar berdampak positif untuk ABC Woodentoys. Produk saya laku banyak dan semakin beragam,” kata Rita Indriana di show room miliknya, Rabu (13/9/2023).
Kurikulum Merdeka Belajar, berakibat APE tidak hanya digunakan dalam pembelajaran prasekolah (PAUD). Kebijakan itu, mengakibatkan APE juga digunakan untuk penguatan belajar di jenjang pendidikan dasar. Ini yang disebut Rita menjadi “berkah” bagi usahanya.
Rita menjelaskan, mengacu pada Kurikulum Merdeka Belajar, kini di satuan-satuan pendidikan diterapkan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK). Kegiatan P5BK ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru dan orang tua, karena merupakan hal baru.
Guru dituntut untuk kreatif dalam mengemas kegiatan P5BK ini menjadi kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Kegiatan pembelajaran dipilih yang dekat dengan kehidupan dan lingkungan peserta didik sehingga diharapkan dapat menarik minat belajar.
“Saya dapat request dari guru-guru dan reseller ABC Woodentoys untuk membantu pengadaan bahan-bahan materi P5BK, terutama untuk mendukung kegiatan praktik anak-anak SD. Kegiatannya meliputi membatik, ecoprint, jumputan, shibori dan kolase bahan alam,” kata Rita.
Bagi Rita, permintaan para guru dan reseller dari berbagai daerah ini menjadi tantangan tersendiri bagi ABC Woodentoys. Untuk mendukung kegiatan P5BK dalam Kurikulum Merdeka Belajar ini, Rita bersama tim ABC Woodentoys memutuskan untuk mewujudkan dengan cara mengombinasikannya dengan bahan baku ABC Woodentoys, yaitu kayu.
Untuk mendukung kegiatan membatik misalnya, ABC Woodentoys menyediakan gawangan dari kayu untuk tempat meletakkan kain yang akan dibatik. Sedangkan untuk kegiatan membuat jumputan, ABC Woodentoys menyediakan berbagai bentuk geometri dari kayu, seperti lingkaran, segitiga, dan persegi, yang bisa digunakan untuk membuat pola jumputan.
Untuk kegiatan membuat ecoprint, ABC Woodentoys menyediakan palu kayu untuk pemukul daun. Demikian juga untuk kolase bahan alam, ABC Woodentoys menyediakan kotak kayu serupa kotak loose part, untuk tempat bahan alam seperti kacang hijau dan biji-bijian lainnya, sehingga akan memudahkan anak-anak saat membuat hasil karya dari bahan alam.
“ABC Woodentoys siap memenuhi kebutuhan atau permintaan pasar, termasuk request dari para guru dan reseller APE, untuk pengadaan bahan-bahan pendukung kegiatan P5BK. Jadi, kami di ABC Woodentoys ini harus selalu up date, terus berinovasi untuk membuat disain produk baru yang dibutuhkan atau diminati pasar, dan tentu saja terus meningkatkan kualitas produk,” paparnya.
Dalam perkembangannya, lanjut Rita, produk ABC Woodentoys tidak lagi hanya berupa APE yang aman dan ramah untuk anak dan lingkungan, seperti puzzle, balok, kereta, menara dan labirin, yang semua berbahan utama kayu. Namun, ABC Woodentoys juga melayani kebutuhan Rumah Sakit, terutama untuk layanan Tumbuh Kembang Anak, berupa produk untuk Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK), seperti kelambanan motorik.
“ABC Woodentoys juga melayani permintaan khusus, seperti membuat produk untuk kebutuhan terapi tremor dan terapi untuk penderita stroke,” papar Rita.
Kolaborasi adalah kata kunci
Rita bukan pribadi yang cepat berpuas diri. Ia terus memutar otak untuk mengembangkan ABC Woodentoys, yang didirikannya pada 14 Mei 2003 di Kota Yogyakarta. Apalagi usaha yang bergelut di bidang produksi alat permainan edukatif (APE) telah ber-SNI ini juga menjadi sebuah usaha inklusi, tempat berkarya para penyandang disabilitas.
Pandemi Covid-19 memberikan “pelajaran” bagi Rita dan ABC Woodentoys, bahwa pemasaran produk tidak cukup lagi hanya mengandalkan pemasaran konvensional. Pun kegiatan produksi, ABC Woodentoys tidak lagi hanya bertumpu pada kekuatan diri sendiri. Kemitraan dan kolaborasi menjadi kata kunci untuk melangkah ke depan.
“Saya membawa ABC Woodentoys bergabung dengan komunitas mainan anak se DI Yogyakarta. Di sini, saya bisa sharing, konsultasi bahkan berkolaborasi dengan UMKM lain. Ketika ABC Woodentoys kewalahan melayani pesanan konsumen, saya cari rekanan untuk dijadikan mitra menyelesaikan pesanan tersebut. Atau, ABC Woodentoys ndandakke pesanan produk setengah jadi ke tempat mitra kami, dengan sepengetahuan dan seizin pemesan. Jadi, bagi ABC Woodentoys tidak ada istilah kompetitor. Semua adalah mitra untuk maju dan berkembang bersama,” paparnya.
Sedangkan terkait dengan manajemen usaha, Rita memutuskan membawa ABC Woodentoys menjadi UMKM binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Banyak pelajaran berharga yang didapat Rita sehingga membawa langkah ABC Woodentoys semakin maju.
“YDBA memberikan pendampingan manajemen untuk ABC Woodentoys, seperti pencatatan keuangan secara profesional yang terpisah dengan keuangan keluarga, pemasaran mulai dari digital marketing, jualan di marketplace, start up, bahkan fasilitas website, dan free 1 tahun untuk domain dan hosting,” katanya.
YDBA juga memberikan pendampingan perpajakan untuk ABC Woodentoys, mulai dari pelatihan perpajakan sampai ke hal-hal teknis, seperti pelaporan dan pembayaran pajak.
“YDBA juga membantu pemasaran produk, seperti belum lama ini, terwujud kerja sama ASTRA dengan ABC Woodentoys dalam pembuatan cindera mata untuk ASTRA,” papar Rita.
Dalam catatan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Yogyakarta, institusi yang didirikan YDBA untuk mengelola pelaksanaan program sektor unggulan di wilayah DI Yogyakarta, ABC Woodentoys menjadi UMKM binaan LPB Yogyakarta sejak tahun 2019.
Tak heran, jika ABC Woodentoys sudah mendapatkan banyak pelatihan dan 2 jenis pendampingan. Pelatihan yang pernah didapat antara lain, pelatihan pembukuan, pelatihan basic mentality, pelatihan pemasaran online, pelatihan desain packaging, pelatihan perpajakan, dan pelatihan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).
“Sedangkan untuk pendampingan, yaitu pendampingan pembukuan dan pendampingan website. Untuk pendampingan website, masih berjalan sampai dengan Desember 2023,” kata Koordinator Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Yogyakarta, Wisni, Kamis (14/9/2023).
Serangkaian pelatihan dan pendampingan yang diikuti, akhirnya membawa ABC Woodentoys naik peringkat menjadi UMKM Mandiri pada tahun 2022. ABC Woodentoys dinilai sudah memenuhi 3 pilar dalam assesment kemandirian, yaitu produksi, pasar dan keuangan.
“Dari LPB Yogyakarta, ada 2 UMKM yang mencapai peringkat UMKM Mandiri Terbaik yaitu ABC Woodentoys dan Wistara Performance,” kata Wisni.
ABC Woodentoys juga pernah mendapat fasilitasi pemasaran dari YDBA, yaitu saat Pameran GIASS 2022 dan Festival Kewirausahaan Astra di Yogyakarta. Kesempatan berpameran, bukan hanya membantu meningkatkan penjualan dan membuat produk ABC Woodentoys semakin dikenal luas, tetapi juga menambah jumlah reseller sebagai mitra pemasaran.
“Bu Rita sebagai pemilik ABC Woodentoys juga pernah menjadi nara sumber di ulang tahun Astra tahun 2022,” papar Wisni.
(cm ida tungga gautama)