Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan akan memperluas akses dan layanan bus sekolah yang baru dioperasikan pada Senin (19/8/2024). Perluasan ini didasarkan pada semakin diminatinya bus sekolah yang saat ini baru melayani siswa dari sekolah-sekolah di Bantul bagian barat.
Kepala Dishub Bantul, Singgih Riyadi, saat dihubungi pada Kamis (5/9/2024) mengatakan pada awal pengoperasian, bus sekolah yang melayani para siswa dari beberapa kecamatan di Bantul Barat, sepi peminat.
“Di hari-hari pertama cuma mengangkut lima siswa, baik berangkat maupun pulang. Saat ini, setiap keberangkatan dan kepulangan, satu bus mengangkut 50 penumpang atau dua kali dari kapasitas tempat duduk yang tersedia,” jelasnya.
Berangkat pukul 06.00 WIB dan mulai penjemputan pukul 14.00 WIB, dua bus sekolah sumbangan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini melayani rute pengantaran dari Terminal Palbapang menuju SMP Negeri 1 Pandak, SMP Negeri 3 Pandak, SMK Cokroaminoto Pandak, SMP Negeri Pajangan dan SDN Sendangsari Pajangan, SMK Negeri 1 Pajangan, SDN Trucuk, SDN Sungapan, SDN Sukoharjo, SDN Krapyak dan berakhir di SDN 1 Sedayu.
“Begitu juga dengan bus yang digunakan untuk penjemputan menempuh rute dari SD Negeri 1 Sedayu sampai Terminal Palbapang,” terangnya.
Tingginya minat siswa menggunakan bus sekolah, menurut Singgih, akan menjadi perhatian dan data penting untuk pengembangan program ini ke depan. Pasalnya, berdasarkan kondisi ini, Dishub Bantul tengah mengkaji perluasan dan penambahan armada untuk melayani para siswa di Bantul sebelah timur.
Singgih mengatakan saat ini pihaknya tengah mengajukan permohonan hibah bus sekolah lagi ke Kemenhub. Nantinya, jika dua bus usulan disetujui, maka akan digunakan untuk melayani para siswa dari Dlingo, Imogiri, Pleret, bahkan Banguntapan.
Tak hanya itu, sebagai upaya memperluas wilayah agar banyak siswa bisa menjangkau pelayanan bus sekolah, Dishub Bantul juga mencoba menggandeng pengelola transportasi swasta untuk bergabung. Mengenai konsep pembiayaan, saat ini hal tersebut masih dalam kajian mendalam.
“Sebagai rintisan, program ini akan diperluas wilayah cakupannya dan terus berupaya menggandeng swasta,” katanya.
Singgih menambahkan, pada dasarnya keberadaan bus sekolah ini untuk mengurangi penggunaan kendaraan roda dua oleh siswa yang belum cukup umur sehingga mampu menekan angka kecelakaan.