logo

Kampus

Seminar Internasional UMBY, Tekankan Kesehatan Mental Generasi Milenial

Seminar Internasional UMBY, Tekankan Kesehatan Mental Generasi Milenial
UMBY bersama dengan UST dan UNIBI menyelenggarakan seminar internasional tentang kesehatan mental dalam kajian psikologi indigenous, pada Sabtu (2/12/2023). Seminar bertajuk ‘Indigenous Mental Health: Past, Future and Present’ tersebut digelar secara online dan menarik minat 575 peserta. (EDUWARA/Dok. UMBY)
Setyono, Kampus04 Desember, 2023 23:55 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bersama dua universitas lainnya menyelenggarakan seminar internasional mengenai kesehatan mental. Bertajuk ‘Indigenous Mental Health: Past, Future and Present’, seminar internasional tersebut menghadirkan pembicara internasional yang berpengalaman di bidangnya.

Ketua tim panitia, Ratri Pratiwi mengatakan seminar diselenggarakan bersama Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) dan Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI) pada  Sabtu (2/12/2023) secara online dan menarik minat sebanyak 575 peserta.

Dijelaskan Ratri, melalui kajian kesehatan mental psikologi indigenous, seminar tersebut berusaha memahami manusia berdasarkan konteks di mana mereka hidup, tumbuh, dan berkembang. Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal memainkan peran penting dalam mempengaruhi cara individu berpikir, merasa, dan berperilaku.

“Seminar ini bertujuan mengeksplorasi sejarah, kondisi saat ini dan mengidentifikasi peluang-peluang di masa depan untuk penelitian dan intervensi yang lebih baik di bidang kesehatan mental,” kata Ratri Pertiwi dalam rilis Senin (4/12/2023).

Pembicara pertama, dosen The University of Sydney Australia, Hans Pols mengawali dengan sejarah kolonialisme dan trauma kolektif akibat konflik politik serta bencana alam di Indonesia yang turut berkontribusi dalam membangun konsep kesehatan mental di Indonesia.

Pembicara kedua Ranjana Sharma dari Nepal berbagi pengalaman penelitiannya tentang fenomena maraknya pekerja anak yang turut berkontribusi pada menurunnya kualitas kesehatan mental anak-anak di Nepal.

“Interaksi dari berbagai faktor seperti konflik keluarga, permasalahan sekolah dan ekonomi dapat membuat anak-anak memiliki risiko menjadi pekerja di bawah umur,” ujarnya.

Pulung Gantung

Selanjutnya, dosen Universiti Putra Malaysia, Siti Aishah Hassan menawarkan solusi intervensi terkini menggunakan pendekatan konseling keluarga berbasis agama Islam. Ia memberikan pesan untuk menempatkan keimanan kepada Allah SWT sebagai pondasi membangun keluarga sakinah.

Pembicara keempat, Ryan Sugiarto A dari UST. Ia berbagi hasil penelitiannya tentang mitos pulung gantung di Gunungkidul. Menurutnya, mitos tradisional pulung gantung saat ini mulai bergeser menjadi pendekatan gangguan psikologis yang mengarah pada perilaku bunuh diri.

“Cara efektif dalam menolong seseorang yang memiliki pemikiran bunuh diri adalah dengan menjadikan diri kita teman bicara yang baik,” ungkapnya.

Dosen psikologi UMBY, Reny Yuniasanti, kemudian berbagi hasil penelitiannya mengenai karakteristik dari berbagai generasi mulai dari generasi G, I sampai Generasi Z. Menurutnya, setiap generasi mempunyai karakteristik dan tantangan masing-masing dalam mengelola kesehatan mentalnya. Ia menekankan pentingnya dukungan sosial untuk menjaga kesehatan mental generasi milenial pada masa sekarang.

Read Next