Andreas Tambah.jpg

Pengamat Pendidikan dari Komnas Pendidikan Andreas Tambah 

Pengamat Pendidikan dari Komnas Pendidikan Andreas Tambah menyarankan mahasiswa untuk tidak menjadi pahlawan kesiangan dalam aksi demonstrasi yang digelar hari ini, Senin (11/4/2022). Pasalnya, kata Andreas, masih banyak mahasiswa yang hanya sekadar berdemo tanpa memahami hal apa yang sebenarnya menjadi tuntutan.

Soal Aksi 11 April, Pengamat Pendidikan : Jangan Sampai Mahasiswa Jadi Pahlawan Kesiangan

eduwara

sosiolo.png

Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta Mukhijab

Gerakan turun ke jalan para mahasiswa dinilai masih merupakan alat kontrol yang paling efektif terhadap kekuasaan eksekutif. Kehadiran mereka merupakan respons terhadap dinamika kekuasaan dan penegakkan demokrasi.

Aksi Mahasiswa Dinilai Efektif Jadi Alat Kontrol Kekuasaan Eksekutif

IMG-20220410-WA0057.jpg

Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Syamsul Arifin 

Unjuk rasa mahasiswa menolak penundaan Pemilu dan perubahan jabatan presiden dari dua periode menjadi tiga periode dinilai menjadi tidak relevan setelah Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas yang menegaskan akan melantik Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan menetapkan Pemilu serentak digelar pada 14 Februari 2024.

Kampus

Soal Aksi 11 April, Pengamat Pendidikan : Jangan Sampai Mahasiswa...

Kampus

Aksi Mahasiswa Dinilai Efektif Jadi Alat Kontrol Kekuasaan Ekseku...

Kampus

Soal Demo Penundaan Pemilu, Akademisi UMM: Sudah Kurang Relevan