logo

Kampus

Teliti Daun Kopi, Mahasiswa UNY Hasilkan Penghambat Jamur pada Akar Cabai

Teliti Daun Kopi, Mahasiswa UNY Hasilkan Penghambat Jamur pada Akar Cabai
Empat mahasiswa FMIPA UNY, yaitu Harnung Wulan Dari, Nanda Rachma Agustina, Respa Ardian dan Amelia Noormufida Widya Hartanti meneliti ekstrak daun kopi menjadi penghambat pertumbuhan phytophthora capsici pada tanaman cabai. Penelitian ini berhasil meraih pendanaan dari Ditjen Belmawa Kemendikbudristek melalui PKM-RE Tahun 2023. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus27 Oktober, 2023 05:07 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (FMIPA UNY) meneliti ekstrak daun kopi menjadi penghambat pertumbuhan Phytophthoracapsici pada tanaman cabai. 

Keempat mahasiswa tersebut adalah Harnung Wulan Dari dan Nanda Rachma Agustina (Program Studi Biologi UNY), Respa Ardian (Program Studi Kimia UNY) dan Amelia Noormufida Widya Hartanti (Program Studi Pendidikan Kimia UNY).

Harnung Wulan Dari menjelaskan pembusukan pada akar cabai sangat mempengaruhi produktivitas. Pembusukan ini disebabkan oleh  serangan jamur pathogen, Phytophthora capsici, jamur yang dapat menyebabkan busuk.

"Pengendalian busuk akar pada cabai cukup sulit untuk dilakukan karena proses infeksi berada di sistem perakaran sehingga sulit terdeteksi,” kata Harnung Rabu (25/10/2023).

Phytophthora capsici, menurut Harnung, akan menyebabkan akar menjadi kehitaman, batang kerdil, layu, dan akhirnya mengalami kematian kurang lebih 2 minggu setelah proses inokulasi.

Sementara penggunaan fungisida sintesis untuk membunuh jamur yang melebihi batas dapat membahayakan organisme lain, mengganggu kesehatan, menghasilkan residu hingga pencemaran lingkungan.

"Penggunaan fungisida sintetis dapat diminimalisir dengan pembuatan biofungisida," jelasnya.

Nanda Rachma Agustina menambahkan biofungisida merupakan fungisida berbahan dasar ekstrak tumbuhan dengan bahan aktif yang mampu menghambat pertumbuhan jamur.

Bahan aktif yang digunakan berasal dari metabolit sekunder, salah satunya alkaloid. Alkaloid dapat menyisip di antara dinding sel dan DNA kemudian mencegah replikasi DNA jamur sehingga pertumbuhan jamur akan terganggu.

"Berdasarkan penelitian, daun kopi (Co­ffea Canephora) memiliki kandungan alkaloid yang cukup tinggi, yaitu sebesar 13.552 mg/g daun kopi tua," katanya.

Kandungan alkaloid ekstrak daun kopi yang tinggi, lanjut Nanda, diharapkan dapat menghambat pertumbuhan jamur Phytophthoracapsici.

Formulasi sediaan nanoemulsi senyawa alkaloid ekstrak daun kopi paling stabil menghasilkan zona daya hambat Phytophthoracapsici terbesar dan paling efektif menyembuhkan infeksi jamur pada tanaman cabai.

Penelitian ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Jenderal Belmawa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) Tahun 2023.

Read Next