Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, melalui kurikulum dan program kerja, bakal semakin mengintensifkan berbagai program pengabdian ke masyarakat untuk menghidupkan kebudayaan seiring kehadiran Kementerian Kebudayaan (Kemenbud). Langkah ini ditempuh sebagai salah satu upaya ISI Yogyakarta mengubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
“Meski secara kelembagaan, kurikulum, dan arah Tri Dharma Perguruan Tinggi, ISI Yogyakarta masih dibawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, namun dengan Kementerian Kebudayaan kita sudah memetakan bahwa perguruan tinggi akan menjadi mitra strategisnya,” kata Rektor ISI Yogyakarta, Irwandi, saat merilis Laporan Akhir Tahun 2024, Jumat (20/12/2024), di Yogyakarta.
Bahkan dalam beberapa kesempatan berbicara dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Irwandi mendapatkan kejelasan akan ada omnibus law kebudayaan. Pada tahap ini, tentunya akan sangat dibutuhkan masukan dari akademisi seni, dan ISI Yogyakarta akan menyikapi perhatian penuh pada kebudayaan.
Terlebih, dalam program Asta Cita-nya Presiden Prabowo Subianto, kebudayaan diposisikan sebagai sebuah pilar kebangsaan yang sangat perlu dilestarikan, mengarah pada inklusivitas dan ditingkatkan melalui menerjemahkan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Kita sudah merencanakan berbagai kegiatan pengabdian akan semakin dimasifkan untuk memberikan dampak langsung ke masyarakat, baik lokal, nasional, maupun internasional. Khusus Bantul, kita akan terus memperkuat peran serta dalam pembangunan, termasuk memperluasnya ke luar Jawa,” lanjutnya.
Menurut Irwandi, langkah pengabdian ini dalam pengembangan kebudayaan yang ada di masyarakat, sudah sejalan dengan rencana ISI Yogyakarta yang menargetkan mengubah status perguruan tinggi negerinya dari Satuan Kerja (Satker) menjadi BLU pada tahun depan.
Student Exchange
Dalam berbagai program kerja untuk mencapai target perubahan status, ISI Yogyakarta tengah melakukan perubahan tata kelola kegiatan dan keuangan. Bahkan terkait dengan kampus yang inklusivitas, ISI Yogyakarta tengah membentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk lebih memudahkan keterbukaan akses pendidikan pada siapa saja dan dari mana saja.
Dilaporkan pula, pada tahun 2024, ISI Yogyakarta menerima tiga mahasiswa asing untuk mengikuti program studentexchange di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) dan Fakultas Seni Media Rekam (FSMR). Sedangkan mahasiswa ISI Yogyakarta yang mengikuti program studentexchange ke perguruan tinggi luar negeri terdiri dari 14 mahasiswa dari FSRD, 5 mahasiswa dari FSMR dan dari Fakultas Seni Pertunjukan berjumlah 3 mahasiswa.
Pada tahun 2024, ISI Yogyakarta juga menyelesaikan berbagai proyek strategis untuk mendukung proses pembelajaran, riset, pementasan dan pameran seperti pembangunan gedung asrama, pengembangan layanan perpustakaan berbasis RFID, penyedian sarana laboratorium bahasa dan penerbitan, dan pengadaan laboratorium komputer.
“Capaian selama 2024 adalah buah kerja keras bersama. ISI Yogyakarta akan terus berkomitmen untuk menjadi perguruan tinggi seni yang inklusif berdampak nyata. Untuk target jangka panjang, ISI Yogyakarta menjadi perguruan tinggi seni unggulan dunia/menjadi worldclass university pada 2045,” tutupnya.