Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) lewat program ‘UMM Berbagi’ membantu menangani penyintas dari korban bencana Semeru dengan mengatur dan mendistribusikan bantuan logistik yang datang.
Ketua Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Rindya Fery Indrawan mengatakan bahwa timnya telah melakukan koordinasi terkait kebutuhan penyintas sejak malam terjadinya erupsi Gunung Semeru.
Bekerjasama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), mereka menerjunkan tujuh relawan ke Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
"Sudah lima hari berlalu sejak kami membantu para penyintas di Kecamatan Pronojiwo. Selain mencari tahu apa saja kebutuhan para menyitas, kami juga mendirikan manajemen posko bencana, mengolah data dan informasi, menata logistik yang masuk dari donatur, serta mengkoordinasikan para relawan dan media yang datang," katanya, Senin (13/12/2021).
Anggota Tim UMM Berbagi Zakarija Achmat mengatakan kedatangan tim UMM Berbagi ke Kecamatan Pronojiwo bertujuan untuk memberikan bantuan. Utamanya kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan para penyintas.
Dia menjelaskan, sebelum berangkat, timnya telah mendapatkan informasi kebutuhan apa saja yang harus dibawa dan diberikan sehingga bantuan bisa tepat sasaran.
"Alhamdulillah, kami mendapatkan banyak bantuan logistik terutama kebutuhan penting yang jarang didonasikan seperti pampers unisex, celana dalam, hingga susu formula. Selain itu, alih-alih memberi pakaian bekas layak pakai, kami menyumbangkan kaos yang bisa dipakai pria maupun wanita," ungkap dosen Fakultas Psikologi tersebut.
Dia optismistis, para penyintas akan segera bangkit setelah kondisi gunung Semeru tenang. Dia berharap, apa yang dilakukan tim UMM Berbagi bisa menginspirasi banyak orang untuk membantu tanpa pandang bulu. Namun, bantuan harus tetap dikoordinasikan agar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan.
Salah satu warga korban Semeru, Hanik Purwanti, mengatakan banyak bantuan telah datang dari berbagai wilayah Indonesia. Bantuan itu sangat membantu para warga, utamanya bahan baku makanan dan logistik. Ia berharap keadaan dan situasi bencana bisa berlalu dan masyarakat bisa hidup normal seperti sedia kala.
"Meski aktivitas pada siang hari berjalan lancar, namun warga masih trauma dan ketakutan saat malam tiba karena adanya guguran lava gunung. Semoga Semeru bisa segera tenang kembali seperti sebelumnya," ujarnya.