logo

Gagasan

Resensi Buku : Segala-Galanya Ambyar, Refleksi Nilai Hidup dari Mark Manson

13 Desember, 2021 11:26 WIB
Resensi Buku : Segala-Galanya Ambyar, Refleksi Nilai Hidup dari Mark Manson
Sampul Buku Segala-galanya Ambyar (Gramedia)

“Lawan dari kebahagiaan bukanlah amarah atau kesedihan, jika anda marah atau sedih, berarti anda masih peduli akan sesuatu. Artinya, ada sesuatu yang bernilai di sana. Artinya, anda masih memiliki harapan.” –Mark Manson,Segala-galanya Ambyar—

Buku Segala-galanya Ambyar adalah karya Mark Manson, penulis dan blogger kelahiran Texas, 9 Maret 1984. Pada 2019, ia telah menulis tiga buku, salah satunya adalah Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat yang menempati urutan keenam dalam daftar buku terlaris The New York Times.

Dalam Segala-galanya Ambyar, penulis memberi pesan kepada kita untuk lebih terbuka dengan diri sendiri, serta secara gamblang membicarakan tentang keyakinan suatu agama, kebebasan, dan harapan. Menurut saya, buku ini juga sedikit berbeda dengan buku sebelumnya yang sempat menjadi sorotan kalangan remaja.

 Telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, Segala-galanya Ambyar mampu menyampaikan dengan adaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan dapat mengulas kehidupan kita yang tampaknya bergejolak dan tidak teratur. 

Manson memberikan penanganan masalah secara logis dan masuk akal dalam menghadapi setumpuk realitas serta masalah sehari-hari kita. Ia kembali menelaah narsisme yang sering kali biasa dilakukan oleh kita semua khususnya pada masa sekarang ini. Inilah yang menarik dari buku ini.

Kemudian, berbeda dengan buku pertamanya, buku ini memiliki penjelasan yang agak unik tentang agama. Dalam pandangan Manson, semua agama itu sama saja. Pandangan tentang agama yang ia kemukakan dalam buku ini lebih masuk akal di negara-negara yang memiliki sistem kepercayaan tertentu.

Dalam hal lainnya, kita juga bisa tahu bahwa Mark Manson juga berbicara tentang pemahaman kepercayaan dan ketabahan seseorang. Mark Manson juga mencoba menjelaskan bahwa tidak ada yang dapat mencegah seseorang untuk percaya tentang kebenaran.

Bagaimanapun juga, masalahnya adalah titik di mana seseorang sudah berharap lebih tetapi tidak dapat menerima kenyataan yang mungkin datang saat suatu masalah terjadi. Sama halnya seperti jika kita ingin memiliki pasangan tetapi enggan menghadapi penolakandan tidak siap sakit hati.

Kita tidak ada yang akan terbebas dari pengalaman buruk meskipun seseorang memiliki keinginan untuk selalu bahagia. Salah satu contohnya, ketika kita sukses menjadi dokter dan merasa senang, namun kita harus siap mendapat panggilan layanan kesehatan yang membuat kita harus bekerja hampir 24 jam dan akhirnya dapat membuat kita merasa putus asa. 

Itulah yang disebut sebagai harapan palsu. Kepercayaan di mana seseorang tidak bisa menerima pengalaman dalam kebenaran hidup.

Mudah Dipahami

Dari buku ini, pembelajaran yang bisa kita ambil salah satunya untuk tidak menyamakan diri pada orang-orang tertentu yang bertujuan membuat tawar-menawar keadaan. 

Tawar-menawar mengatur seseorang sebagai koneksi alat saja dengan hausnya timbal balik yang ingin diterima. Oleh karena itu, kita harus bisa menghindari harapan palsu dari timbal balik yang salah.

Secara keseluruhan buku ini mudah dipahami meskipun sebenarnya berisi topik yang berat untuk dipahami karena berisi tentang penelitian psikologis, tetapi mampu dibuat ringan dan dikemas dengan humor yang baik. 

Kritik dalam buku ini terhadap gaya hidup masa kini mirip dengan buku sebelumnya. Ia mengkritik pandangan hidup untuk yang sangat menginginkan kesenangan, selalu menyukai hal-hal yang tidak perlu, dan yang memiliki pandangan selalu berorientasi pasar. Sebuah kritik terhadap budaya kapitalisme yang sepele namun menusuk pandangan kita. 

Namun, untuk kekurangan dalam buku ini mungkin sama seperti buku terjemahan lainnya, yaitu dalam segi bahasa yang terkadang kurang pas, sehingga harus teliti dalam membacanya. Buku ini juga kurang kental dalam membentuk argumen dan selalu meremehkan tugas agama.

Buku ini sangat relevan untuk dibaca bagi masyarakat umum. Berisi tentang permasalahan sehari-hari, dan mampu memberikan motivasi hidup yang inspiratif seperti ketika dalam masa yang sulit sehingga dapat membuat kita lebih tertarik untuk membacanya sampai selesai.

Saran saya ketika membaca buku ini, jangan menelan mentah-mentah karena membaca buku ini harus benar-benar teliti, terutama ketika membaca tentang ranah agama. Ada baiknya saat membaca sambil menyaring nilai mana yang bisa kita ambil dan jangan ambil yang tidak boleh ditiru.

 

Judul buku                    : Segala-galanya Ambyar (Everything Is F*cked)

Penulis                          : Mark Manson

Penerbit                        : Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Tahun terbit                 : 2020

Jumlah halaman         : 348 halaman

 

Buku ini diresensi oleh Sara Diva Artamevia, mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

Read Next