Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, DEPOK – Inovasi sabun cair ramah lingkungan berhasil mengatarkan para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) merebut juara kedua dalam kompetisi Kasus Bisnis Indonesia Chemical Engineering Challange (IChEC) 2022.
Ketiga mahasiswa FTUI tersebut adalah Cyntia Tan (Teknik Industri, 2019), Angelique Lim (Teknik Kimia, 2019), dan Crescencia Melissa (Teknik Kimia, 2019). Mereka tergabung dalam Tim Meliora mengembangkan inovasi sabun cair ramah lingkungan dengan bahan dasar dari minyak kelapa.
IchEC 2022 merupakan kompetisi tingkat Asia Tenggara yang memiliki empat jenis perlombaan, yakni kompetisi plant design, pemecahan masalah, kasus bisnis, dan esai. Terdapat 204 tim dari 48 kampus di lima negara Asia Tenggara yang berpartisipasi dalam kompetisi ini. Kompetisi yang berlangsung pada 1 November 2021— 5 Maret 2022 lalu diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatek) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tim Meliora ikut ambil bagian pada kategori Kasus Bisnis, dengan mengusulkan produk yang dapat membantu perusahaan yang mereka pilih, untuk mengembangkan produk dan memasuki pangsa pasar untuk produk tertentu.
“Tim kami memilih salah satu brand di bawah PT Paragon, yakni Wardah. Produk yang kami pilih untuk dipasarkan di bawah Wardah adalah produk sabun mandi cair. Kami mengusulkan produk Coco Go! Produk ini merupakan sabun cair ramah lingkungan berbahan dasar minyak kelapa,” kata Ketua Tim Meliora Crescencia dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Rabu (11/5/2022).
Cynthia Tan menuturkan, berdasarkan penelitian, penjualan produk perlengkapan mandi selama pandemi meningkat dengan pesat. Namun, siklus hidup linier produk memiliki efek merugikan terhadap lingkungan.
Sabun mandi cair, lanjut Cynthia, menghasilkan pendapatan tertinggi pada industri perawatan tubuh. Namun, kebanyakan sabun mandi cair dipasaran diformulasikan dengan bahan yang mudah mengiritasi kulit dan merusak lingkungan.
Cynthia memaparkan, formula sabun mandi yang diproduksi oleh industri kecantikan pada umumnya menimbulkan dampak bagi lingkungan dan kesehatan. Sebut saja, kandungan Sodium Laureth Sulfate sebagai Surfactant yang dapat mengiritasi kulit sensitif dan menurunkan 40 persen kandungan oksigen apabila limbah produk itu masuk ke dalam air.
“Oleh karena itu, kami membawa sebuah solusi untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pembuatan sabun mandi tersebut. Kami mengganti penggunaan Surfactant tersebut dengan minyak kelapa. Penggantian bahan baku ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan dari pembuatan sabun mandi,” ungkap Cyntia menjelaskan keunggulan produk Coco Go!.
Angelique Lim mengungkapkan, surfactant berbahan dasar minyak kelapa lebih ekonomis dibandingkan dengan produk yang biasa digunakan. Penggunaan minyak kelapa dapat mengurangi 87 persen ongkos produksi. Selain itu, pengembangan sabun mandi cair yang berkelanjutan ini adalah kunci dari ekonomi sirkular PT Paragon.
Tak hanya dari bahan dasar yang lebih ramah lingkungan, Tim Meliora juga menggunakan kemasan ramah lingkungan untuk produk Coco Go!
“Kami menggunakan kemasan yang dibuat dari daur ulang polyethylene terephthalate (rPET). rPET dari hasil daur ulang ini menimbulkan jejak karbon yang lebih rendah dari PET pada umumnya. Jadi, produk Coco Go! yang kami hasilkan benar-benar berprinsip ramah lingkungan, mulai dari bahan hingga pengemasan,” papar Angelique.
Atas prestasi mahasiswa UI di kompetisi tersebut, Dekan FTUI Heri Hermansyah mengungkapkan harapannya agar semakin banyak produk-produk riset yang dihasilkan oleh peneliti dan mahasiswa FTUI dapat diadopsi oleh industri.
“Kalau dilihat, inovasi karya anak bangsa sudah cukup banyak tersedia, perlu ada dorongan, perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak untuk dapat terus dikembangkan agar memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tutur Heri.