logo

Sekolah Kita

Usung Tema Jagawana, SMAN I Jetis Bantul Perkuat Jati Diri sebagai Sekolah Berbasis Budaya

Usung Tema Jagawana, SMAN I Jetis Bantul Perkuat Jati Diri sebagai Sekolah Berbasis Budaya
SMAN I Jetis, Bantul memperkuat jati diri sebagai pelopor Sekolah Berbasis Budaya di Yogyakarta melalui tema ‘Jagawana’, saat Karnaval Budaya dalam rangka peringatan HUT ke-39, Senin (20/11/2023). (EDUWARA/Dok. SMAN 1 Jetis Bantul)
Setyono, Sekolah Kita21 November, 2023 04:13 WIB

Eduwara.com, JOGJA – SMAN I Jetis, Bantul memperkuat jati diri sebagai pelopor Sekolah Berbasis Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bertema ‘Jagawana’, yang berarti menjaga tradisi budaya, siswa-siswi SMAN 1 Jetis mengimplementasikannya dalam kegiatan ‘Karnaval Budaya’, bertetapan dengan peringatan HUT ke-39, Senin (20/11/2023).

Humas SMA N 1 Jetis Ema Kusumawati dalam rilis ke Eduwara.com menjelaskan tema ‘Jagawana’ dipilih karena sebagai Sekolah Berbasis Budaya dan Ramah Anak, SMAN I Jetis berkomitmen melestarikan budaya daerah dan juga budaya nasional Indonesia.

“Kita mengajak para siswa untuk mengenalkan berbagai busana daerah dari Aceh sampai Papua dalam kirab budaya nusantara lengkap dengan display lagu dan rumah adat,” tuturnya.

Para siswa juga diajak mendeklarasikan semangat anti kekerasan pada perempuan dan anak, perundungan, kejahatan jalanan dan narkoba sebagai komitmen mewujudkan Sekolah Ramah Anak.

Tak hanya itu, para siswa juga mendapatkan ruang selama sehari sebagai bentuk apresiasi pada kreativitas mereka melalui pameran karya seni, karya eksak maupun pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

“Kami ingin mengajak anak-anak untuk menampilkan suatu karya berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan menyelenggarakan pentas kolosal kolaborasi ekstra dalam lakon ‘Panji Asmoro Bangun’,” lanjut Ema.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya menyatakan terima kasihnya pada SMAN I Jetis karena telah menorehkan banyak prestasi di berbagai bidang dan itu meneguhkan Yogyakarta sebagai Kota Pelajar.

“Penghargaan setinggi-tingginya kami berikan atas kesediaan anak-anak tetap nguri-nguri kebudayaan Yogyakarta dalam berbagai bentuk termasuk telah menjadi bagian masyarakat yang menjunjung tradisi dan sopan santun, menjunjung harmoni dan kerukunan,” tegasnya.

Mewakili Gubernur DIY, Didik mengajak warga sekolah bersama-sama menghentikan semua jenis kekerasan terutama yang terjadi di sekolah maupun di jalanan. Salah satunya dengan membangun sistem pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah.

“Jika ini dijalankan dengan benar, saya meyakini akan mampu mencegah kekerasan terhadap anak di sekolah serta menjamin masa depan anak-anak yang lebih baik,” tutupnya. 

Read Next