Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, DEPOK – Penyedia layanan edukasi Kesehatan untuk anak 4—15 tahun Mad Edu.id menggelar rangkaian kegiatan tur virtual untuk mengikis citra rumah sakit yang masih kerap menakutkan bagi anak-anak.
Rangkaian kegiatan itu bertajuk “Aku Bisa Bertahan di Negeri Rawan Bencana” yang sesi pertamanya berisikan Virtual Hospital Tour yang ditujukan bagi anak-anak, pada Minggu (27/2/2022).
Dalam kegiatan ini, anak-anak yang telah lebih dahulu mengisi formulir pendaftaran secara daring dan tergabung dalam grup WhatsApp untuk kemudian mendapatkan link Zoom untuk bergabung mengikuti Virtual Hospital Tour.
Dalam acara yang dipandu oleh dokter Sekar Dian Wulandari dan Dokter Spesialis Bedah Muhammad Abdurrahman ini anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan virtual hospital tour ini. Mereka juga tak segan untuk mengajukan pertanyaan kepada Dokter Spesialis Bedah Muhammad Abdurrahman.
Dalam kegiatan virtual hospital tour ini dikisahkan seorang anak laki-laki yang bernama Dito yang mengalami cedera cukup berat saat sedang membantu ibunya memasak di rumah. Ketika sedang memasak, terjadi gempa bumi yang cukup keras goncangannya.
Dito pun tertimpa peralatan dapur yang cukup berat. Hingga Dito harus dilarikan ke rumah sakit. Dito pun langsung masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan mengharuskan dia diinfus.
“Setelah diperiksa, Dito mengalami luka dalam di organ perut yang menyebabkan peradangan. Ini harus dihentikan dengan cara operasi agar Dito segera sembuh,”ujar Dokter Spesialis Bedah Muhammad Abdurrahman.
Anak-anak pun diperkenalkan dengan aneka ruangan yang dimasuki Dito sebelum operasi dilakukan. Seperti ruangan magnetic resonance imaging (MRI). MRI ini dapat membantu identifikasi penyakit.
“Ini adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. Gambar dari hasil MRI dapat membantu dokter mendiagnosis berbagai masalah seputar kesehatan. Gambar-gambar yang dihasilkan dari MRI adalah foto digital yang dapat disimpan di komputer dan dicetak untuk dipelajari lebih lanjut,” papar dokter Muhammad Abdurrahman.
Selanjutnya anak-anak juga diperkenalkan dengan ruang operasi, ruang pemulihan , dan ruang rawat. Anak-anak juga diedukasi bagaimana menyelamatkan diri saat gempa terjadi di rumah sakit.
Yakni dengan cara berlari mengikuti jalur evakuasi yang telah diarahkan di dalam rumah sakit berikut rambu-rambunya hingga akhirnya menuju ke luar rumah sakit di area lapang.
Saat sesi tanya jawab, anak-anak pun antusias untuk bertanya pada dokter. Salah satu anak peserta virtual hospital tour yakni Hafiz menanyakan mengapa baju operasi berwarna hijau? Dokter pun menyambut pertanyaan ini dengan bersemangat
“Ini supaya kontras dari warna warna lainnya seperti darah, cairan paru dan cairanya lainnya. Di dalam tubuh, jarang sekali ada cairan berwarna hijau. Oleh karena itulah pakaian operasi berwarna hijau,” tutur Abdurrahman.