Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Generasi Z harus mengetahui dan memahami literasi finansial sejak dini agar mampu mengelola dan melakukan investasi terbaik. Pemahaman pada literasi finansial menjadi bekal generasi Z tidak terjebak pada pinjaman online.
Pesan inilah yang ingin disampaikan dalam kegiatan 1st Capital Market Fair (CMF) 'Gen Z and the Future of Investing' yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (14/3/2023).
Ketua KSPM Alfian Ahmad selaku penyelenggara kegiatan menjelaskan ajang ini untuk memberi pemahaman kepada generasi Z, kelompok individu yang lahir antara akhir 1990-an dan pertengahan 2000-an, bahwa mereka akan memainkan peran penting dalam masa depan investasi.
"Dikenal sebagai generasi yang terampil dalam penggunaan teknologi dan cenderung memiliki pendekatan investasi yang kreatif dan inovatif," jelasnya.
Menghadapi masa depan investasi, generasi Z cenderung menggunakan platform digital untuk berinvestasi, dan memilih investasi yang sesuai dengan nilai-nilai sosial dan lingkungan mereka.
"Penting bagi generasi Z mempelajari dasar-dasar investasi dan pengelolaan keuangan secara cermat guna mempersiapkan masa depan keuangan mereka yang lebih baik," ucapnya.
Kepala Unit Kemahasiswaan dan Alumni FBE UII, Riski Hamdani mengatakan dengan kondisi perekonomian dunia yang dibayangi resesi besar, generasi Z harus mendapatkan pemahaman mengenai inklusi keuangan, dan lebih banyak tahu serta aktif proses investasi yang baik itu seperti apa.
"Tidak sekadar bermain-main saham yang marak saat pademi lalu, mereka harus tahu mana itu investasi yang benar, sehingga pengalaman beberapa mahasiswa yang terjebak pinjaman online demi investasi tidak terulang," katanya.
Rizki meyakini dengan tekad dan kemauan yang kuat, generasi Z dapat mengatasi tantangan finansial mereka dan menghasilkan investasi yang menguntungkan. Asalkan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berinvestasi sehingga potensi besar meraih kesuksesan finansial di masa depan.
"Ke depan mereka dihadapkan dengan beberapa tantangan keuangan, seperti utang mahasiswa yang tinggi dan kesulitan membeli saham dalam jumlah besar," jelasnya.
Head of Business Development & Partnership Maybank Sekuritas Indonesia, Teddy Sunandar menjelaskan kalangan generasi muda menjadi sasaran utama sosialisasi serta literasi pendidikan karena dari 10 juta penabung kategori remaja, 30 persen di antaranya adalah mahasiswa.
"Didampingi financial planner, rekan-rekan mahasiswa kita ajak pahami dan kenali dulu mengenai investasi saham seperti apa sebelum memutuskan membeli. Mengenai kegiatan ini kita ingin mengajak mereka mengenal dunia investasi secara berkelanjutan dan langsung di lapangan. Jadi tidak hanya sebatas seminar," tutupnya.