Kampus
13 Juni, 2024 22:51 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Bertajuk 'Business Exhibition PAI 21', sebanyak 46 produk barang dan jasa, yang merupakan hasil karya mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dipamerkan, pada Kamis (13/6/2024).
Pameran bisnis ini merupakan rangkaian terakhir dari perkuliahan praktik Bussines semester 6 pada Kelas A dan B Angkatan 2021 PAI FITK UIN Sunan Kalijaga.
Dosen pengampu, Shaleh, menerangkan mata kuliah ini bertujuan membekali mahasiswa agar mampu mempraktikkkan konsep edupreneur Islami yang mendukung kemandirian ekonomi mahasiswa.
“Mahasiswa dilatih merespon lingkungannya masing-masing, memetakan permasalahan, dan kebutuhan masyarakat di mana mereka berada," terang Shaleh dalam rilis ke Eduwara.com, Kamis (13/6/2024).
Dalam praktiknya, selama paruh semester pertama, mahasiswa difasilitasi untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menjawab permasalahan atau kebutuhan masyarakat tersebut. Hasil kreatifvitas dan inovasi tersebut dikemas dalam wujud produk yang bemilai enonomi, bermanfaat, dan dikembangkan dengan menerapkan nilai-nilai Islami.
Menurut Shaleh, nilai Islami diterapkan dengan pendekatan ekonomi profetik yang meliputi prinsip-prinsip, yaitu: shidiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Sifat shiddiq bermakna bahwa pebisnis harus memiliki sifat integritas dan jujur, artinya para pebisnis harus melandasi setiap ucapan, sikap, serta perbuatan dengan kejujuran dan integritas sesuai dengan ajaran Islam.
Yang kedua, tabligh berarti pelaku usaha harus menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada umatnya tanpa mengurangi sedikitpun perintah yang diterimanya. Penerapan sifat tabligh dalam bisnis dilakukan dengan memberikan informasi secara benar, bertanggungjawab, transparan, dan efektif dalam mengkomunikasikan produk yang dimiliki.
Ketiga, sifat amanah menekankan bahwa pebisnis harus dapat dipercaya oleh pelanggan. Mereka harus menjaga kepercayaan pelanggan dengan penuh tanggungjawab baik secara hukum negara dan hukum agama.
"Keempat, jiwa fathonah (cerdas) perlu dikembangkan dan dipelihara oleh para pebisnis untuk dapat merespon permasalahan dan kebutuhan konsumen/lembaga bisnisnya dengan cerdas, kreatif dan inovatif dilandasi oleh sifat arif dan bijaksana," terangnya.
Proses Pendampingan
Dosen pengampu lainnya, Muhammad Anshori, menambahkan dari proses pendampingan pada paruh semester pertama, atas jeris payah dan semangatnya, mahasiswa telah mampu menghasilkan 46 produk barang dan jasa yang dikembangkan secara individu maupun kelompok.
Ke-33 produk barang, adalah Basreng, Manik-manik, Gelang Hitam, Buku & Literasi Digital, Citul, Onde2, Minyak Goreng + Skinker, Cireng, Pempek, Pangsit, Kerudung, Buket, Ganci, Pecel Lele, Ceker Setan, Cheese Roll, Mochi + Dimsum Roti Panggang, Gecok, Takoyaki Zama, Piskar, Nasi Kepal, Camirolly, Nasi Cup, Bakpia, Moodbost (Pisang Risol), Salad, Gescok Slay, Madu, Digi Tasbih, dan Alat Bantu Disabilitas.
Sedangkan 13 produk jasa meliputi Tour Guide, Bimbel Fatonah, Jasa Desain, Bimbel Gen Smart, Bimbel 77, Pulsa, Wifi Service Management, Kos2an, Service Pc, Kripto (Saham), Ruang Umptkin, Bengkel, dan Cuci Sepatu.
Produk-produk ini mulai dipasarkan pada paruh semester kedua dan dilaporkan perkembangannya setiap tahapan untuk dievaluasi setiap minggu. Hasil evaluasi ditindaklanjuti dengan pembimbingan oleh dosen pengampu dengan metode konsultansi dan pendampingan.
"Artinya, mahasiswa yang memiliki kesulitas dalam praktik bisnis dapat berdiskusi dengan dosen pengampu untuk menemukan alternatif solusinya," terangnya.
Namun, lanjut Anshori, ada hal terpenting selama proses perkuliahan yaitu menjaga semangat mahasiswa agar tidak mudah menyerah ketika menemui kesulitan-kesulitan di lapangan.
Bagikan