Gagasan
23 Maret, 2023 23:18 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JAKARTA - Indonesia akan melaksanakan transisi energi yang berpusat pada manusia, yang mencakup tidak hanya peralihan ke energi yang lebih bersih, tetapi juga terkait dengan penyediaan kesempatan kerja dan keterampilan, peningkatan pembangunan sosial dan ekonomi, kesetaraan dan keadilan, serta melibatkan masyarakat secara aktif.
Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana pada High Level Human Capital Summit di Assembly Hall, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Selasa (21/3/2023).
Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian ESDM ini mengangkat tema “Human Capital Development Towards Net Zero Emission 2060”. Summit ini merupakan langkah nyata Kementerian ESDM, dalam hal ini Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM), untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE).
Terkait hal ini, kata Rida, Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang mempunyai kapasitas penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi dengan harapan bahwa di masa depan dapat menciptakan inovasi-inovasi bagi pengembangan energi dan sumber daya mineral kedepan.
“Transisi energi berkelanjutan yang dilakukan secara meluas juga akan membuka lapangan kerja baru dan kesempatan ekonomi, serta dapat mendukung pemulihan global,” lanjut Rida, dalam rilis yang dikirimkan ke Eduwara.com, Rabu (22/3/2023).
Dijelaskan Rida, transisi energi berkelanjutan memerlukan peralihan teknologi, pekerjaan, dan kesempatan ekonomi lainnya. Untuk itu, keterampilan dan keahlian baru sedapat mungkin dibangun secara domestik untuk mendukung terjadinya perubahan. Jika transisi energi berkelanjutan dapat dilakukan secara meluas, hal ini tentunya membuka lapangan kerja baru dan kesempatan ekonomi yang luas.
“Sebagai contoh Program Co-firing Biomass menyerap tenaga kerja sekitar 1.300 orang. Program DME menyerap tenaga kerja sekitar 8.000-11.000 orang. Untuk mendukung program seperti ini diperlukan pelatihan agar para pekerja di sektor pertambangan dapat beralih ke energi baru terbarukan,” paparnya.
Selain pelatihan tersebut, lanjut Rida, perlu dilakukan proses reskilling dan upskilling yang melibatkan partisipasi swasta, dalam bentuk pengujian dan penerbitan sertifikasi kompetensi bagi pekerja di industri energi serta kerja sama dengan lembaga internasional terkait pengembangan sumber daya manusia baik dalam bentuk soft skill maupun hard skill.
Pengembangan SDM
Dalam sambutannya, Kepala BPSDM Kementerian ESDM, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo, menegaskan untuk mencapai target Net Zero Emission diperlukan transisi energi, dari energi fosil menuju energi yang lebih bersih, minim emisi, dan ramah lingkungan.
Karena itu, target dari kegiatan ini adalah untuk mendorong badan usaha dan badan usaha tetap dalam upaya menerapkan NZE di lingkungan badan usaha/badan usaha tetap termasuk kesiapan sumber daya manusia, penandatanganan Deklarasi untuk mendukung pengembangan human capital menuju Net Zero Emission.
Hadir sebagai narasumber yaitu dari Dirjen Migas, Dirjen Minerba, Dirjen Ketenagalistrikan, Dirjen EBTKE, juga narasumber yang berasal dari Pertamina, IEA, ERIA, MIND ID, OECD, World Bank, PLN, IRENA, dan UK Mentari.
Human Capital Summit 2023 menghasilkan sejumlah poin penting yang dibahas dalam Breakout Room, di antaranya pertama, Pertamina siap mendukung pengembangan SDM melalui program capacity building seperti pelatihan luar negeri, on the job training (magang), terhadap penerapan teknologi energi bersih dalam rangka mendukung transisi energi menuju NZE 2060.
Kedua, IEA dan ERIA siap mendukung program pengembangan SDM terkait transisi energi melalui program beasiswa pendidikan, pelatihan, dan penelitian.
Ketiga, BUMN melalui MIND ID, badan usaha dan organisasi internasional seperti OECD dan World Bank telah menyusun strategi dan program mencapai NZE 2060 serta berkomitmen meningkatkan talenta dan kapabilitas Aparatur Sipil Negara, khususnya Aparatur Kementerian ESDM dalam memberikan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan dalam dan luar negeri agar siap kerja di sektor pertambangan dan energi.
Keempat, harmonisasi dan sinergitas dengan perusahaan harus terus dilakukan dan berkelanjutan. Juga dukungan riset dari OECD untuk pengembangan penelitian di industri. Oleh karena itu desain kurikulum menjadi penting dalam mengembangkan kebutuhan tenaga kerja yang link and match dengan industri.
Kelima, dukungan proyek Mentari akan semakin kuat dalam pilar Human Capital Development yang disinergikan bersama BPSDM ESDM. Terkait hal ini BPSDM ESDM siap mendukung sektor energi dan sumber daya mineral melalui penyelengggaraan pelatihan, sertifikasi profesional bagi karyawan perusahaan sektor energi dan sumber daya mineral maupun masyarakat luas. (*)
Bagikan