Gagasan
24 Januari, 2024 19:41 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Indonesia bakal menjadi negara pertama yang membakukan pendidikan membaca Al-Quran dengan bahasa isyarat bagi difabel pendengaran atau penyandang tunarungu. Digagas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), program yang pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta ini ditargetkan melahirkan 1.020 pelatih di 34 provinsi.
Bekerja sama dengan BAZNAS DIY, pelatihan perdana membaca Al-Quran dengan bahasa isyarat digelar pada Rabu-Kamis (24-25/1/2024), di Kota Yogyakarta. Sebanyak 30 peserta pelatihan ini, tidak hanya berasal dari lembaga pendidikan Islam maupun komunitas difabel. Pelatihan juga diikuti perwakilan dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.
Ketua BAZNAS RI, Noor Achmad mengatakan program pelatihan ini diluncurkan atas data sebanyak 2,5 juta penyandang difabel tunarungu yang sebagian besar muslim belum mendapatkan pengajaran membaca Al-Quran.
“Pembacaan huruf hijaiyah untuk rekan-rekan difabel secara internasional sudah ada, namun pendidikan ini belum diformalkan oleh banyak negara muslim. Indonesia melalui program ini menjadi negara pertama di dunia yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi tunarungu,” katanya, Rabu (24/1/2024).
Dari Yogyakarta, pelatihan ini akan digelar secara berkelanjutan melalui BAZNAS yang ada di 34 provinsi. Menargetkan akan melahirkan sebanyak 1.020 pelatih atau tutor, nantinya mereka akan mengajarkan pembacaan Al-Quran dengan bahasa isyarat kepada 30 anak didik.
“Ini program jangka panjang. Jadi tidak hanya akan berlangsung tahun ini tapi terus sepanjang tahun,” ujarnya.
Deputi Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS RI, M Imdadun Rahmat, mengatakan kehadiran program ini menandakan BAZNAS memiliki keberpihakan yang kuat kepada kelompok berkebutuhan khusus yang memiliki keterbatasan pada pendengaran.
“Kami menginginkan rekan-rekan disabilitas, terutama tunarungu, juga bisa mendapatkan fasilitas seperti yang lain dalam mempelajari Al-Quran sesuai hak keagamaannya,” jelasnya.
Salah satu pelatih dari Yayasan Pendidikan Islam Nur Aini Bantul, Tri Purwanti, mengatakan dengan program ini dirinya sebagai guru menemukan metode pengajaran yang tepat untuk membaca Al-Quran bagi difabel tunarungu.
“Kalau langsung dari teks tulis hijaiyah yang ada, mereka kesulitan mendengar bunyi hurufnya bagaimana. Konsep ini semakin mempermudah dan mempercepat mereka mengakses Al-Quran,” paparnya.
Bagikan