Vokasi
15 Agustus, 2022 23:20 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Sempat mengajarkan keterampilan kepada siswa-siswanya, akhirnya SLB Bina Siwi yang berada di Kecamatan Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadikan kerajinan pembuatan tusuk sate sebagai program unggulan. Sebagai daya dukung, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyumbang Rp 10 juta.
Bertema 'Menembus Keterbatasan Dalam Capaian Kemandirian', peluncuran program unggulan ini dilaksanakan Senin (15/8/2022).
Kepala SLB Bina Siwi Mugiyanti menyatakan program yang berbasis kurikulum 'Komunitas dan Keluarga' ini disusun sejak enam bulan lalu. Selain ketersediaan bahan baku di lingkungan sekolah yang melimpah, keberadaan pengepul tusuk sate juga memberi peluang pasar produk.
"Kami memberikan berbagai keterampilan kepada 68 anak didik untuk melatih gerak motorik mereka. Mulai dari pembuatan keset dari kain perca, menjahit, tata boga, hingga kerajinan blankon," jelas Yanti.
Namun karena daya dukung pasar yang sempit, pihak sekolah mencoba keterampilan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Alasan ini dinilai tepat, karena dengan keterampilan pada produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi maka ke depan akan menjadi modal kemandirian siswa ketika lulus.
Khusus untuk program unggulan ketrampilan pembuatan tusuk sate, Yanti menyebut awalnya program ini dirintis secara manual dengan melibatkan siswa kelas XII SMP hingga SMA. Perlahan-lahan dengan dukungan dari orang tua, SLB Bina Siwi mampu menyediakan enam mesin produksi tusuk sate.
"Kami ingin anak-anak lewat ketrampilan ini tidak hanya sekedar terampil. Tetapi mereka memiliki nilai jual sehingga bisa mendiri. Tidak tergantung dari orang lain, termasuk dalam pekerjaan. Ini menjadi modal mereka berwiraswasta," harap Yanti.
Didampingi Rizal, yang bertugas sebagai guru pembimbing dalam program keterampilan tusuk sate ini, Yanti menerangkan sama seperti pemberian pembelajaran keterampilan yang lain, dibutuhkan kesadaran ekstra membimbing siswa agar memiliki konsentrasi dengan mesin.
Yanti juga melihat kehadiran keterampilan unggulan ini nantinya tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang aktif namun para alumni yang saat ini masih di rumah akan diajak ikut serta untuk membuat kelompok kerja.
Bupati Bantul Halim menyambut bangga inovasi yang dihadirkan SLB Bina Siwi yang merupakan sekolah khusus satu-satunya di Kecamatan Pajangan.
"Pendidikan vokasi, tusuk sate salah satu contoh tepat. Ke depan saya berharap ada keterampilan lain yang memiliki nilai ekonomi untuk bisa diajarkan. Ini modal tepat bagi mereka dalam kemandiri ekonomi," kata Halim.
Dirinya berjanji, akan melakukan lobi-lobi dengan pedagang sate di Jejeran, Desa Wonokromo, Kecamatan Plered yang selama ini dikenal sebagai pusat kuliner sate. Para pedagang, nanti akan diminta untuk memprioritaskan pembelian tusuk sate karya SLB Bina Siwi.
Sebagai dukungan langsung, Bupati Halim menyumbang Rp 10 juta untuk penambahan peralatan pembuatan tusuk sate.
Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY, Basuki, mengatakan keberanian menghadirkan program unggulan oleh SLB Bina Siwi wajib diapresiasi. Terlebih program ini sesuai dengan kurikulum bagi siswa berkebutuhan khusus yang berbasis 'Komunitas dan Keluarga'.
"Sebagai dukungan kegiatan vokasi siswa-siswa berkebutuhan khusus, tahun depan Disdikpora telah menganggarkan beasiswa bagi kelompok kerja di SLB-SLB dengan nilai masing-masing anak Rp 5 juta," jelasnya.
Dalam program ini, beasiswa yang diberikan kepada kelompok kerja yang sudah dibentuk oleh sekolah diharapkan menjadi bantuan modal untuk memulai berusaha.
Bagikan