Kampus
23 Januari, 2024 01:18 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Empat orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggagas pengembangan larvasida alami ramah lingkungan dengan cara memanfaatkan limbah kulit mangga. Konsep ini sebagai upaya menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Keempat mahasiswa FK-KMK UGM itu adalah Santi Andriyani, Salman Hafiz Ar-ramli Lubis, Nisa Munawwarah dan Jessica Edelyne. Mereka, melalui kajian pustaka dari penelitian terdahulu, menemukan ada senyawa aktif dalam kulit buah mangga yang potensial dikembangkan sebagai zat yang dapat digunakan untuk membunuh larva nyamuk.
“Dalam kulit mangga terdapat senyawa flavonoid, saponin, serta tanin yang berpotensi digunakan sebagai larvasida,” jelas Santi, Senin (22/1/2024).
Santi menjelaskan flavonoid mampu mengganggu sistem saraf dan pernapasan larva. Sedangkan saponin bisa menjadi racun lambung kuat pada serangga. Sementara tanin mampu menghambat enzim pencernaan.
Gagasan yang diusung empat mahasiswa yang tergabung dalam Tim Mango Skin for Organic Sustainable Aedes Insect Control (MOSAIC) tersebut berhasil mengantarkan mereka sebagai finalis dalam kompetisi Internasional Bio-Circular-Green Economy (BCG) yang diselenggarakan Kasetsart University, Thailand. Final ajang kompetisi ilmiah ini diselenggarakan pada 18 Januari 2024 secara hybrid melalui zoom online dan secara offline.
Sampah Lingkungan
Gagasan penggunaan limbah kulit buah mangga sebagai larvasida alami tidak hanya menjadi alternatif dalam membantu pencegahan kasus DBD. Namun, gagasan yang diajukan juga berkontribusi dalam mengurai persoalan lingkungan dengan mengolah limbah yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan hanya menjadi sampah bagi lingkungan.
“Thailand pada 2020, total produksi mangganya mencapai 1,66 juta ton. Hal ini menunjukkan adanya potensi besar limbah sampah kulit mangga di negara tersebut,” terangnya.
Kondisi ini membuat mereka berpikir limbah olahan yang berasal dari kulit buah mangga di Thailand memiliki potensi besar untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapi negaranya.
Salman menambahkan ide pengembangan larvasida alami berangkat dari keprihatinan mereka terhadap laporan WHO mengenai meningkatnya lonjakan tajam kasus DBD secara global. Lonjakan wabah demam berdarah dengue ditandai dengan peningkatan signifikan dalam jumlah, skala, dan peningkatan kasus. Bahkan, WHO menyatakan terjadinya lonjakan wabah pada saat ini diikuti dengan penyebaran ke wilayah yang sebelumnya belum terpapar DBD.
Peneliti Pusat Kedokteran Herbal sekaligus pembimbing Tim MOSAIC, Arko Jatmiko Wicaksono, mengatakan dengan keikutsertaan mahasiswa UGM dalam kompetisi maupun forum internasional bisa memberikan pengalaman bagi mereka. Gagasan yang diajukan juga dapat memberikan kontribusi dalam penyelesaian persoalan di tingkat global.
Bagikan