Di Era Industri 4.0, Pengajar Dituntut Punya Keterampilan 6C

27 Juli, 2024 12:33 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

26072024-uny ketrampilan 6c.jpg
Seminar nasional dan pertemuan Ilmiah XXXVI Physical Society of Indonesia (PSI) se-Jawa Tengah dan DIY yang diselenggarakan Fakultas MIPA UNY diikuti dosen, perwakilan PSI, guru, peneliti, dan mahasiswa. Dalam seminar tersebut, pakar pendidikan dari UNM, Lia Yulianti, mengatakan pada era Industr 4.0, guru dan dosen harus memiliki keterampilan 6C. (EDUWARA/Dok. UNY)

Eduwara.com, JOGJA – Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Malang (UNM), Lia Yulianti mengatakan dalam menghadapi tantangan di dunia pendidikan, khususnya pada era Industri 4.0, para pengajar, baik guru maupun dosen, harus memiliki keterampilan 6C.

Communication, Collaboration, Compassion, Critical Thinking, Creative Thinking, Computation Logic, ini yang disebut dengan 6C,” kata Lia Yulianti saat menjadi narasumber pada seminar nasional yang diselenggarakan di Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jumat (25/7/2024).

Menghadapi transformasi digital dan kehadiran revolusi industri yang lebih komprehensif pada semua aspek kehidupan, salah satunya pada bidang pendidikan, lanjut Lia, pengajar dituntut menghadirkan pola atau model pembelajaran yang cocok dengan tantangan zaman.

Pasalnya, dalam menghadapi perubahan zaman tidak ada model pembelajaran yang paling baik. Terlebih pada abad 21, model pembelajaran yang diterapkan harus menekankan pada inovasi belajar, krisis karakter atau life skill dan disrupsi teknologi.

Tak hanya itu, pengajar juga dihadapkan pada tantangan seperti pembelajaran multikultural, pembelajaran bermakna, pembelajaran aktif, pembelajaran dengan kemampuan baru, dan akuntabilitas dalam pembelajaran.

“Pengajar pada abad 21 harus memiliki metode pembelajaran untuk melatih siswa berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Memiliki literacy skill di bidang informasi, media, dan teknologi, serta life skill khususnya pada fleksibilitas, kepemimpinan, inisiatif, produktivitas, dan keterampilan sosial,” katanya.

Jika pengajar memiliki keterampilan yang disarankan, menurut Lia, ke depan dalam pembelajaran akan menjadi education 4.0, student-centered learning, co-creation dan ubiquitous learning. Di mana siswa aktif, dan mandiri dalam pembelajaran, siswa dapat membuat koneksi, memiliki kreativitas, fleksibel, multitasking, dan dapat belajar jarak jauh.

Lia Yuliati turut menjelaskan, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga diperlukan dalam menghadapi tantangan pada era Industri 4.0. Wujud teknologi tersebut yaitu internet. Dengan menggunakan internet, guru dan siswa dapat mengakses sumber belajar melalui jurnal, video, artikel, big data. Pemanfaatan teknologi ini adalah model pembelajaran yang cocok dengan tantangan zaman, khususnya pada era Industri 4.0.