Di UII Yogyakarta, Mahasiswa Palestina Diminta tak Angkat Senjata

17 Mei, 2022 19:39 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

17052022-UII Dubes Palestina.jpg
Rektor UII Yogyakarta Fathul Wahid saat berbincang dengan Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhari Al Shun sebelum memberikan kuliah umum pada Selasa (17/5/2022). (EDUWARA/Humas UI)

Eduwara.com, JOGJA – Di depan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhari Al Shun, meminta para mahasiswa tidak perlu mengangkat senjata. Mereka diminta menjadi duta menyampaikan informasi yang sesuai fakta dan provokasi Israel.

Berdiri di depan podium pada Selasa (17/5/2022), Zuhari mengatakan keberadaan mahasiswa Palestina yang ada di Indonesia maupun di banyak negara tidak perlu mengangkat senjata.

"Cukup menjadi ambassador, promotor dan juru bicara mengenai apa yang harus dibicarakan dengan membedakan mana yang fakta dan provokasi. Ke depan, kami hanya punya kalian untuk kami tinggali. Syukur-syukur apabila bisa seperti Indonesia yang telah merdeka dari penjajahan," katanya.

Mengenang Nakbah 74 tahun lalu, ketika Israel menempati Palestina, Zuhari menyatakan sejak saat itu, 6,5 warga Palestina menjadi pengungsi yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Kezaliman yang dilakukan oleh beberapa negara untuk mengelabui bahwa Palestina adalah rumah mereka.

"Saya berterimakasih kepada Rektor dan pihak UII yang telah memberikan kesempatan untuk berbicara di sini. Beberapa negara melakukan kebohongan politik. Tidak bisa seperti itu, orang-orang Palestina harus kembali ke tanah air mereka," tegasnya.

Namun sampai saat ini, Zuhari melanjutkan, orang-orang Palestina tidak pernah menyerah melawan gempuran Israel. Meski pada tahun 60an, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa orang Palestina tidak siap perang tapi faktanya sekarang, yang berperang adalah anak muda yang lahir pada tahun 80-90an merebut kembali hak-hak mereka yang dirusak oleh konspirasi politik.

"Selama masih ada bangsa-bangsa yang masih tetap berjuang membela hak-hak mereka, seperti kami di Palestina, selama semangat perjuangan itu masih ada, semua negara bentukan konspirasi akan musnah," ungkapnya.

Diawali Deklarasi Balfour yang ditulis pemerintah Inggris dan diserahkan kepada orang-orang Israel untuk menjadi rumah nasional bagi mereka. Deklarasi ini menguatkan moral orang Yahudi yang merasa mempunyai dukungan dari Inggris. PBB membagi menjadi 56 persen (wilayah) untuk Israel dan 44 persen untuk Palestina. Kemudian Israel memperluas jadi 78 persen.

Keadilan Kemanusiaan

Zuhari juga menandaskan, ketika bicara tentang humanity yang digadang-gadang dunia. Mewakili rakyat Palestina, Zuhari mempertanyakan rasa keadilan kemanusian yang digembar-gemborkan dunia dan khususnya negara-negara pendukung Israel terutama Amerika Serikat.

"Kemanusiaan untuk Palestina adalah omong kosong. Puluhan tahun Zionis Israel melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan merebut tanah air warga Palestina. Semoga apa yang saya sampaikan dis ini dapat menjadi prinsip untuk membebaskan Palestina pada umumnya," katanya.

Dalam sambutannya, Rektor UII Fathul Wahid memaparkan kuliah umum ini merupakan bentuk dukungan atas perjuangan Palestina dalam melawan Israel.

Bukan hanya kuliah umum ini, selama beberapa tahun UII juga telah menggalang dukungan untuk Palestina, antara lain melalui program ‘UII Peduli’ dalam bentuk penggalangan dana, seperti lewat gelaran konser penyanyi Maher Zain.

"Sejak 2020, UII juga menerima mahasiswa dari Palestina. Sebelum kuliah umum, UII juga menyerahkan donasi Rp 100 juta untuk Palestina. Doa kami untuk keselamatan warga Palestina," kata Fathul.