Didik Anak di Era Digital, Wajib Pendampingan Orang Tua

19 Februari, 2022 20:58 WIB

Penulis:Bhakti Hariani

Editor:Ida Gautama

19022022-STIT Insida Meity.jpg
Praktisi Pendidikan dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Insida Jakarta Meity Hadzriana Idris dalam webinar yang digelar Sekolah Khalifah dan STIT Insida Jakarta dengan tema “Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak di Era Digital”, Sabtu (19/2/2022). (EDUWARA/Bhakti)

Eduwara.com, JAKARTA – Majunya teknologi di era digital 4.0 memiliki dampak positif dan negatif. Penggunaan teknologi dan internet sangat bermandaat bagi anak terutama ketika mereka belajar. Peran orang tua untuk mendampingi anak sangat dibutuhkan sebagai antisipasi dari hal-hal negatif. 

Praktisi Pendidikan dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Insida Jakarta Meity Hadzriana Idris menuturkan, peran orang tua dalam kemajuan teknologi harus dikaitkan dengan pendidikan anak sangatlah penting. Khususnya dalam mengawasi perilaku buah hati saat menggunakan perangkat digital.

“Batasi penggunaan gadget pada anak. Ada dampak positif dan ada juga dampak negatif yang bisa muncul karena penggunaan gadget terus menerus pada anak,” papar Meity dalam webinar yang digelar Sekolah Khalifah dan STIT Insida Jakarta dengan tema “Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak di Era Digital”, Sabtu (19/2/2022).

Pada masa pandemi Covid-19, diungkap Meity, dimana pembelajaran dilakukan secara daring, maka penggunaan gadget tidak bisa dihindari. Dampak positifnya adalah gadget memang membantu anak dalam belajar . 

“Sedangkan dampak negatif yang bisa muncul adalah anak bisa menjadi korban cyber bullying, pedofilia, pornografi hingga kekerasan. Dampak negatif lainnya adalah kesehatan mata yang bisa mengakibatkan mata menjadi minus hingga memerlukan kacamata,” ujar Meity.

Dikatakan Meity, orang tua perlu memberi contoh keteladanan kepada anak dalam menggunakan gadget. Yakni, dengan membatasi diri dalam menggunakan gadget sehingga anak nantinya akan meniru orang tuanya. Keteladanan diperlukan dalam hal ini. 

Keluarga, kata Meity adalah garda terdepan dalam pembentukan karakter anak. Keluarga harus mengetahui hal yang baik (moral knowing) terhadap anak dalam pembiasaan berpikir. “Beri tahu anak akan pentingnya sikap jujur dan sederhana dalam menjalani hidup,” kata Meity.

Sebagai garda terdepan, keluarga tentunya menginginkan hal yang baik terhadap anak dalam kebiasaan menggunakan hati atau berempati. 

“Ajarkan anak untuk mau berbagi kepada sesama dan lingkungan sekitarnya. Sayangi binatang dan tumbuh-tumbuhan. Jangan lupa juga orang tuanya harus lebih dulu menjadi contoh untuk hal ini,” tutur Meity, yang telah memiliki karya berupa buku berjudul ‘Pola Asuh Anak’ ini. 

Pola Asuh Efektif

Jadi bagaimana pola asuh efektif mendidik anak di era digital ini? Dipaparkan Meity, keluarga sebagai fokus pembentukan karakter anak perlu mengembangkan pola asuh atau pola interaksi yang edukatif dan efektif.

“Komunikasi dengan anak sangat penting. Orang tua jangan hanya ingin dihormati dan semua perintahnya harus jadi titah tapi tidak mau mendengar anak. Ini salah. Pola interaksi harus dijalin. Jika ini tercipta maka nantinya ketika sudah remaja dia akan terbuka dengan kita,” tutur Meity.

Ditegaskan Meity, peran orang tua tidak boleh tergantikan dengan kehadiran teknologi. Usia dini adalah waktu dimana orang tua bisa menanamkan berbagai hal positif dalam diri anak. 

“Jika ingin anak menjadi orang berhasil, maka usia dini inilah kesempatan kita. Mulai usia 0-8 tahun ini masih bisa kita arahkan. Jika lewat dari usia ini sudah sulit. Apalagi jika anak sudah berada di usia remaja dan duduk di SMP dan SMA di mana mereka telah menemukan jati dirinya,” papar Meity.