Kampus
11 Oktober, 2024 21:12 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Dari survei yang dilakukan pada 1.328 siswa di Kota Yogyakarta, diketahui sebanyak 74 persen siswa memiliki kecemasan pada mata pelajaran matematika kategori tinggi. Kondisi ini mendorong Tim Program Dana Padanan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) menghadirkan metode pembelajaran matematika bebas kecemasan.
Adalah Nafida Hetty Marhaeni dari Tim Program Dana Padanan UMBY yang memperkenalkan ‘Joymath Cognitive Behavioral: Inovasi Metode Pembelajaran Matematika Bebas Kecemasan’.
“Dari survei terhadap 1.328 siswa di 24 SMP di Kota Yogyakarta, diketahui 74 persen siswa memiliki kecemasan matematika kategori tinggi, sedangkan di sisi lain terdapat 95 persen siswa memiliki kepercayaan diri yang tinggi,” kata Nafida, Jumat (11/10/2024).
Tim Program Dana Padanan UMBY menyimpulkan dengan munculnya kecemasan dan kepercayaan diri siswa yang sama-sama tinggi, ada sebuah kemungkinan siswa masih merasa cemas, namun mereka bisa mencari cara dalam mengatasi kecemasan tersebut dengan strategi belajar yang efektif.
Nafida menerangkan metode pembelajaran Joymath Cognitive Behavioral tidak hanya fokus dalam capaian secara akademis dan psikologis, metode ini diharapkan menghasilkan sebuah inovasi dan pendekatan kepada siswa agar lebih terbuka dan santai menghadapi pelajaran matematika.
Pada tahap lanjutannya, pada Senin (23/9/2024), dilakukan peninjauan terhadap metode Joymath Cognitive Behavioral oleh dua validator yaitu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan (FKIP) UMBY Nuryadi dan Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo, Riawan Yudi Purwoko.
Prototype
Focus group discussion validasi merupakan tinjauan pada metode pembelajaran tersebut dan diskusi poin-poin yang dapat dilakukan perbaikan, pengembangan, dan penambahan atas apa yang kurang.
Validasi ini, menurut Nafida, diperlukan untuk mengukur dan membaca situasi urgensi dalam kecemasan terhadap matematika kepada siswa SMP, khususnya kelas 8.
“Nantinya hasil yang didapatkan menjadikan landasan dalam pembuatan Modul, Video Edukasi, dan Website,” jelasnya.
Riawan mengapresiasi prototype yang sudah dibuat, dan memberikan masukannya terhadap prototype tersebut dengan penambahan karakter pelajar Pancasila, sesuai kurikulum merdeka saat ini.
“Juga diperlukan perbaikan pada cover agar lebih informatif,” katanya.
Sementara Nuryadi, menambahkan agar prototype yang ada perlu benar-benar dapat mengukur tingkat kecemasan matematika siswa melalui identifikasi afeksi di awal dan di akhir pembelajaran yang sesuai dengan perasaan siswa saat belajar.
Selama kegiatan validasi dan FGD bersama guru berlangsung, guru menyampaikan masukan dan evaluasi kepada tim untuk dijadikan pegangan dalam pengambilan langkah selanjutnya.
Bagikan