Dukung Peningkatan Ekspor Manggis, Dosen UMY Rancang Piranti Pemilah Buah Otomatis

27 Agustus, 2025 07:12 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

25082025-UMY pemilah manggis.jpg
Alat pemilah buah otomatis berbasis lengan pneumatic karya tim dosen UMY. Alat ini dirancang untuk mendukung peningkatan ekspor buah manggis. (EDUWARA/Dok. UMY)

Eduwara.com, JOGJA - Tim dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan alat pemilah buah otomatis berbasis lengan pneumatic untuk mendukung peningkatan ekspor buah manggis.

Seperti diketahui, sebagai salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia, keberadaan manggis di pasar internasional seharusnya didukung dengan standar kualitas tinggi agar bisa menembus pasar global.

“Namun hingga kini, proses pemilihannya masih minim dukungan teknologi otomatisasi. Akibatnya, ketidakteraturan dalam pemilahan sering menurunkan kualitas ekspor,” kata Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika UMY, Slamet Riyadi, Senin (25/8/2025).

Bersama dengan empat dosen lainnya, yaitu Tony Khristanto Hariadi dari Prodi Profesi Insinyur, Indira Prabasari, (Prodi Agroteknologi), Nafi Ananda Utama (Prodi Agroteknologi), serta Hasan Zidni (alumni Prodi Teknik Elektro), tim ini kemudian menciptakan alat pemilah buah otomatis berbasis lengan pneumatik yang bekerja cepat, akurat, dan terkomputerisasi.

“Di pasar internasional, buah manggis harus memenuhi kriteria ketat, baik ukuran maupun tingkat kematangan. Hal itu mendorong kami menghadirkan solusi berbasis teknologi agar proses pemilahan lebih efisien dan akurat,” jelas Slamet.

Dalam proses kerjanya, alat ini menggunakan sistem conveyor belt yang mengantarkan manggis ke sebuah chamber. Di dalamnya terdapat dua kamera yang memotret buah dari sisi atas dan samping untuk mengukur diameter serta mendeteksi tingkat kematangan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI).

“Setelah proses pengukuran di chamber, buah akan otomatis disortir menggunakan lengan pneumatik yang kami patenkan. Lengan ini mendorong buah sesuai kategorinya, besar, sedang, atau kecil,” tambah Slamet yang juga Wakil Rektor UMY Bidang Mutu, Reputasi, dan Kemitraan.

Fleksibel

Tony Khristanto Hariadi menambahkan, sistem ini bersifat fleksibel karena kriteria pemilahan dapat diprogram ulang melalui komputer. Dengan begitu, teknologi ini dapat digunakan tidak hanya untuk manggis, tetapi juga jeruk, apel, atau komoditas ekspor lainnya.

Chamber bisa diatur sesuai kebutuhan. Prinsip kerjanya sama, tinggal menyesuaikan kriteria buah yang akan dipilah,” jelas Toni.

Dalam uji coba skala laboratorium, alat ini menunjukkan hasil menjanjikan dengan akurasi lebih dari 90 persen, khususnya pada pengukuran diameter buah. Deteksi kematangan dilakukan menggunakan metode Support VectorMachine (SVM), sementara ukuran diameter dihitung dengan teknologi pengolahan citra digital.

“Akurasinya cukup bagus, terutama untuk diameter sudah di atas 90 persen,” terang Tony.

Ke depan, tim berharap dapat melakukan uji coba lapangan untuk melihat performa alat secara lebih komprehensif, sekaligus membuka peluang produksi massal agar dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri buah dan sektor ekspor.