Fokus pada Riset dan Pengabdian Berbasis Islam, UMY Pertahankan Klasterisasi Kemendikbudristek

03 Januari, 2024 18:18 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

03012023-UMY klasterisasi kemendikbudristek.jpg
Wakil Rektor UMY Bidang Akademik, Sukamta. (EDUWARA/Dok. UMY)

Eduwara.com, JOGJA -  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meraih klasterisasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) atas bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat berbasis Islam.

Berbagai inovasi yang diciptakan menjadi pilar bagi UMY untuk meningkatkan paten, hak cipta dan produk unggulan yang bisa dimanfaatkan untuk penelitian dan pengabdian pada masyarakat. 

Wakil Rektor UMY Bidang Akademik, Sukamta, Rabu (3/1/2024), mengatakan capaian ini menjadi bukti atas dedikasi perguruan tinggi terhadap riset dan pengabdian pada masyarakat. 

“UMY menjadikan nilai keislaman sebagai landasan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga menjadikan kami memiliki empat kewajiban atau catur dharma," jelasnya.

Menurut Sukamta, dharma keempat yaitu nilai keislaman menginfiltrasi tiga dharma sebelumnya dan menjadikannya tidak terpisahkan. Secara keseluruhan UMY mendukung dan mengupayakan menciptakan kultur pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang baik.

"Sehingga, UMY dapat menjadi salah satu garda terdepan dari persyarikatan Muhammadiyah untuk mencerahkan umat dalam hidup berkebangsaan," ujarnya.

Klasterisasi perguruan tinggi ini berdasarkan kinerja penelitian dan pengabdian pada masyarakat ditetapkan oleh Kemendikbudristek sebagai pengelompokan perguruan tinggi yang disesuaikan dengan kualifikasi kinerjanya. 

Data kinerja yang menjadi acuan klasterisasi ini telah terverifikasi dan meliputi beberapa variabel berupa penulis, afiliasi, artikel maupun buku yang terpublikasi, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan kekayaan intelektual.

Kolaborasi

Sukamta menyampaikan sejak 2017, UMY semakin gencar melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan meningkatkan alokasi pendanaan secara signifikan. UMY telah memenuhi batas yang disarankan pemerintah terkait alokasi pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat. 

"Klasterisasi yang telah diterima pun tidak hanya menjadikan UMY mendapatkan dana penunjang penelitian dan pengabdian, namun juga membuka peluang untuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya," lanjutnya.

Atas capaian ini, UMY senantiasa mengimbau para dosen bahwa penelitian dan pengabdian sudah merupakan kewajiban dan bukan opsional. Dengan bantuan sumber daya yang dimiliki, kualitas yang dihasilkan pun akan semakin meningkat dan dapat berkolaborasi sekaligus berkompetisi dengan sesama peneliti, baik dalam maupun luar negeri. 

"Berbagai upaya tersebut juga harus menjadi bagian dalam menunjang proses pendidikan di kampus karena pendidikan merupakan esensi utama perguruan tinggi dalam menjadikan mahasiswa memiliki kompetensi tinggi,” tegasnya.

Dikatakan Sukamta, program ini menjadikan mahasiswa selalu menjadi penerima manfaat terbesar dari hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Ini sesuai dengan tujuan dari kurikulum yang telah disusun sehingga mahasiswa mendapatkan kompetensi yang dapat diaplikasikan dan tidak terbatas pada teori semata.