Kampus
28 November, 2025 00:22 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama

Eduwara.com, JOGJA - Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta memanfaatkan momen peringatan Dies Natalis ke-67 yang jatuh pada 10 Desember mendatang sebagai momentum krusial untuk mentransformasi sistem pendidikan.
INSTIPER bakal menjadi 'Smart University' yang sepenuhnya digital dan berbasis kecerdasan buatan. Sedangkan menghadapi perubahan teknologi yang pesat di industri pertanian dan perkebunan serta perilaku belajar generasi muda, INSTIPER mengadopsi kurikulum yang lebih relevan dan adaptif.
Rektor INSTIPER Yogyakarta, Harsawardana, menekankan perubahan kurikulum yang diterapkan INSTIPER akan sepenuhnya mengadopsi kebutuhan generasi muda yang sangat bergantung pada teknologi.
“Anak-anak muda mempelajari banyak hal langsung dari internet, mulai dari merakit drone, membuat konten video, memetakan area, hingga mengoperasikan perangkat untuk berbagai pekerjaan teknis, termasuk di perkebunan,” ujar Harsawardana dikutip Kamis (27/11/2025).
Menurut Harsawardana, pendekatan lama di mana dosen menjelaskan teori secara satu arah di kelas sudah tidak lagi relevan. Dengan ketersediaan pengetahuan teknis secara terbuka, peran dosen bergeser dari penyampai ilmu menjadi fasilitator yang memverifikasi, menguji, dan memperdalam pengetahuan yang telah diperoleh mahasiswa dari berbagai sumber.
Pembelajaran Langsung
Ke depan, kurikulum di INSTIPER akan lebih banyak memberikan pembelajaran langsung di lapangan. Porsi pembelajaran teori di kelas akan dibatasi hanya sekitar dua hingga tiga jam, sedangkan sisanya mahasiswa diarahkan untuk praktik langsung.
“Kami ingin menghadirkan kurikulum pendidikan yang modular, fleksibel dan adaptif. Model ini memungkinkan mahasiswa mengambil kompetensi tertentu dalam bentuk modul pendek, kemudian kembali lagi untuk menambah kemampuan baru sesuai kebutuhan,” paparnya.
Melalui transformasi ini, lanjut Harsawardana, INSTIPER menargetkan lulusannya tidak hanya memiliki keahlian dan pengetahuan inti, tetapi juga menjadi pembelajar mandiri (self-learner).
“Jadi kunci daripada pendidikan transformasi adalah mahasiswa INSTIPER ke depan tidak hanya belajar, namun dia sudah menjadi pembelajar. Dia bisa belajar sendiri,” tegasnya.
Harsawardana menambahkan bahwa perguruan tinggi berfungsi sebagai fasilitator dalam proses pencarian ilmu dan solusi mandiri. Konsep pendidikan digital dan modular ini sejalan dengan arah kebijakan pendidikan nasional yang dicanangkan pemerintah.
Selain perombakan kurikulum, INSTIPER juga tengah mempersiapkan pembangunan pusat inovasi dan penelitian setinggi empat lantai. Gedung ini akan berfungsi sebagai pusat data mengenai sistem pendidikan yang terkoneksi langsung dengan kondisi lapangan, mentransformasi INSTIPER menjadi 'Smart University' yang sepenuhnya digital dan berbasis kecerdasan buatan.
Bagikan