Kampus
22 Agustus, 2022 21:51 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pendampingan pendidikan bagi anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia.
Dalam program yang berlangsung selama 20 hari, UMY bekerjasama dengan empat Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) di Indonesia yaitu UM Purwokerto, UHAMKA, UM Bangka Belitung, dan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon, dengan diikuti 40 mahasiswa.
Dalam rilis pada Senin (22/8/2022), Kepala Divisi Pengabdian Mahasiswa Lembaga Pengabdian Masyarakat UMY (LPM UMY) Aris Slamet Widodo menjelaskan jika kegiatan KKN ini berlangsung pada 28 Juli-18 Agustus 2022.
"Kegiatan pengabdian kolaborasi ini memiliki fokus melakukan pendampingan pendidikan serta pembelajaran Al-Qur'an bagi anak pekerja migran di Malaysia. Di sana kami dampingi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia dan empat Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Malaysia," jelasnya.
Lewat berbagai kegiatan, program ini memprioritaskan pemberian pendampingan pada utamanya di bidang pendidikan. Beberapa programnya adalah Sekolah Indonesia dan Pusat Pendidikan, serta Pembelajaran Al-Qur'an di empat lokasi yang penduduknya mayoritas PMI, seperti Kp Baru, Kepong, Gombak dan Pandan.
Aris menuturkan alasan mengambil program pengabdian di Malaysia karena hampir ratusan ribu PMI bekerja di Malaysia dan membawa keluarganya, sehingga masyarakat tersebut membutuhkan pendampingan khusus di bidang pendidikan.
"Alasan memilih lokasi pengabdian di empat titik tersebut karena masyarakat Indonesia yang bekerja di Malaysia ini mencapai ratusan ribu, dan di Malaysia rata-rata masyarakat membawa keluarga untuk tinggal, sehingga dengan adanya kegiatan ini harapannya PMI Malaysia dan keluarga yang dibawa ke sana semakin kuat rasa nasionalisme dan ke-Indonesiaannya," ungkapnya.
Selama 20 hari itu, mereka juga memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak PMI yang memiliki keterbatasan dalam pendidikan. Bahkan dalam pendidikan Al-Qur'an, Aris mengatakan yang ikut tidak hanya anak-anak, tapi para orang tua juga ikut belajar Al-Qur'an dari dasar.
"Hal ini dapat diartikan bahwa PMI di Malaysia juga memerlukan pendidikan keagamaan," paparnya.
Aris juga menambahkan bahwa kegiatan pengabdian yang bekerja sama dengan PCIM Malaysia ini harapan ke depannya dapat berkembang tidak hanya di empat lokasi pengabdian namun dapat bertambah menjadi tujuh lokasi pengabdian di Malaysia.
"Pelaksanaan kegiatan KKN ini, ke depannya akan terus dikembangkan dan akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Kemudian, kami juga memproyeksikan kegiatan KKN ini tidak hanya fokus di empat lokasi saja namun dapat bertambah menjadi tujuh lokasi pengabdian di Malaysia untuk tahun yang akan datang," tuturnya.
Lewat program ini pula UMY juga menghibahkan program perpustakaan digital 'Mbaca' (Muhammadiyah Membaca) kepada PCIM Malaysia.
Bagikan