Kampus
19 Desember, 2025 06:57 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama

Eduwara.com, JOGJA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Noorhaidi Hasan memastikan kampusnya akan turut memperkuat Indeks Pembangunan Indonesia (IPM) atau Human Development Index (HDI) yang masih sangat rendah.
Ajang Kalijaga Research, Innovations and Community Engagement Awards (KRISNA) 2025 dinilai menjadi momentum tepat untuk turut serta menyelesaikan berbagai persoalan mengenai pangan, energi berkelanjutan dan ekonomi hijau.
Berlangsung pada Kamis (18/12/2025), KRISNA 2025 merupakan ajang tahunan kelima sejak pertama kali digelar pada 2020. Ini merupakan ajang pemberian penghargaan kepada pengembangan riset, inovasi, dan pelaksanaan berbagai program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan civitas akademik UIN Sunan Kalijaga.
“KRISNA adalah wujud kontribusi nyata perguruan tinggi, khususnya UIN Sunan Kalijaga terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Noorhaidi saat pembukaan di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga.
Menurutnya, KRISNA adalah inisiatif UIN Sunan Kalijaga dalam upaya pengembangan Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di bawah Kementerian Agama. Dimana PTIN ditetapkan untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas, unggul, lebih berinteraksi dan berdampak pada masyarakat.
Mengacu pada visi misi Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan adanya transformasi sosial yang difokuskan pada peningkatan kualitas masyarakat menuju Indonesia Emas pada 2045, UIN Sunan Kalijaga disebutnya akan fokus pada upaya peningkatan IPM.
“Di 2025 ini, IPM di Indonesia berada di poin 0,54. Artinya dari 0-100, potensi SDM dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDM) yang potensial untuk peningkatan kesejahteraan hanya berkisar 54 persen,” lanjutnya.
Fakultas Baru
Pemerintah menargetkan pada 2045, IPM Indonesia sudah berada di poin 0,87. Artinya SDM Indonesia dalam 20 tahun kedepan sudah harus mampu memanfaatkan SDA sebesar 87 persen. Untuk mencapai target itu, Noorhaidi menyebut perguruan tinggi menjadi ujung tombaknya. Salah satunya dengan terus meningkatkan angka partisipasi kasar generasi muda untuk berkuliah.
“Di internal, UIN Sunan Kalijaga juga harus turut berperan dalam pengembangan keilmuan yang mampu mengatasi krisis pangan dengan menghadirkan fakultas pertanian. Kemudian keberlanjutan energi dengan fakultas pertambangan, dan ekonomi hijau dengan kehadiran jurusan digital bisnis,” lanjutnya.
Tak hanya itu, aspek pertahanan dan kemaritiman juga disinggung oleh Noorhaidi untuk menjadi fokus pengembangan berbagai fakultas baru seiring selesainya kampus dua di Bantul.
Dalam laporannya, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga, Abdul Qoyum mengatakan KRISNA 2025 bertema ‘Harmony in Action; Building Research, Innovation, and Inclusive Community Empowerment’.
“Melalui penghargaan ini, berbagai inovasi yang dilahirkan sepanjang tahun ini diharapkan tidak berhenti pada pendaftaran HAKI, tetapi di hilirisasi melalui kerja sama dengan industri, UMKM, dan lain sebagainya agar dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas,” paparnya.
Qoyum juga menyampaikan dari berbagai indikator, di 2025 UIN Sunan Kalijaga unggul telak dari semua PTIN yang ada di Indonesia dari penerbitan karya ilmiah yang di jurnal internasional bereputasi, jurnal nasional terakreditasi, prosiding, serta bentuk karya ilmiah lainnya.
Tidak hanya itu, studi keagamaan (Islamic Studi) yang merupakan disiplin keilmuan unik di UIN Sunan Kalijaga, menjadi nomor enam yang terbaik di ASIA.
Bagikan