
Bagikan:

Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta memperkenalkan solusi berkelanjutan dalam tata kelola pengolahan air dan limbah melalui inovasi adsorben berbentuk fiber. Inovasi ini hadir sebagai metode mutakhir untuk mengatasi ancaman penurunan kualitas sumber daya air akibat industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang pesat.
Terobosan tersebut dipaparkan oleh Eko Siswoyo saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Rekayasa Pengolahan Air dan Limbah pada Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII, di Kampus UII, Selasa (16/12/2025).
Dalam pidatonya, Eko menyoroti kondisi sungai dan sumber air di Indonesia yang tercemar parah oleh limbah rumah tangga maupun industri. Ia secara khusus mewaspadai kandungan logam berat seperti kadmium (Cd), timbal (Pb), dan kromium (Cr).
"Kontak dengan logam berat ini sangat berbahaya karena bersifat beracun meski dalam jumlah sedikit. Dampaknya bisa memicu kerusakan ginjal, gangguan saraf, masalah perkembangan anak, hingga kanker," paparnya.
Berbeda dengan metode konvensional seperti presipitasi kimia atau filtrasi membran, inovasi adsorben fiber yang dikembangkan Eko menawarkan struktur yang lebih kuat dengan daya serap (adsorpsi) yang sangat tinggi. Inovasi ini mengusung prinsip ekonomi sirkular dengan memanfaatkan biomassa, limbah pertanian, atau mineral alam sebagai bahan baku.
"Limbah dari satu proses diubah menjadi produk bernilai tambah untuk proses lainnya, sehingga menekan biaya dan dampak lingkungan," jelasnya.
Demokrasi Konstitusional
Selain ramah lingkungan, metode adsorpsi ini unggul dalam kesederhanaan operasional, biaya investasi yang rendah, serta efisiensi yang sangat tinggi dalam menyisihkan polutan, bahkan pada konsentrasi yang sangat kecil (renik).
Pada hari yang sama, UII juga mengukuhkan Yusdani, sebagai Guru Besar Bidang Hukum Perdata Islam dari Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII. Dalam pidato berjudul ‘Realitas Baru dan Masa Depan Indonesia Berbasis Islam Peradaban’, Yusdani menekankan pentingnya penerapan Demokrasi Konstitusional.
Yusdani mengajak masyarakat Muslim untuk menyelaraskan nilai-nilai Islam dengan konstitusi Indonesia dan Pancasila.
"Kaum Muslim diharapkan dapat hidup berdampingan dalam semangat kebangsaan, memberikan kontribusi kultural yang konstruktif tanpa melihat adanya kesenjangan antara nilai keislaman dan keindonesiaan," paparnya.
Rangkaian pengukuhan ini memperkuat posisi UII Yogyakarta dalam memberikan kontribusi nyata, baik melalui inovasi teknologi lingkungan maupun pemikiran hukum dan kebangsaan bagi masa depan Indonesia.