Mahasiswa FKIK UMY Teliti Sembung untuk Obat Kanker Payudara

27 Juli, 2024 10:30 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

26072024-UMY sembung unt kanker payudara.jpg
Tim mahasiswa Prodi Farmasi FKIK UMY meriset tanaman sembung sebagai antikanker. Riset bertajuk ‘Nanosuspensi Fraksi Sembung’, yang merupakan pengembangan obat yang minim efek samping bagi penderita kanker payudara ini, berhasil meraih hibah pendanaan Kemendikbudristek melalui PKM. (EDUWARA/Dok. UMY)

Eduwara.com, JOGJA – Melihat jumlah kematian akibat kanker payudara yang masih tergolong tinggi, tim penelitian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meriset tanaman sembung sebagai antikanker. 

Inovasi Tim Mahasiswa Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY ini berhasil meraih hibah pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Ketua Tim penelitian mahasiswa FKIKA UMY, Putri Nabila Candraningtyas, menjelaskan tanaman sembung dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengobati kanker payudara.

“Riset ini untuk pengembangan obat yang minim efek samping bagi penderita kanker payudara. Pengembangan obat tersebut kami namakan ‘Nanosuspensi Fraksi Sembung’ dan merupakan minuman pendamping kanker,” jelas Putri Nabila Candraningtyas dilansir Jumat (26/7/2024).

Sesuai namanya, pengobatan ini menggunakan tanaman sembung sebagai bahan dasarnya. Sembung diketahui mengandung senyawa aktif flavonoid yang berfungsi sebagai antikanker, karena kemampuannya dalam menginduksi apoptosis untuk membunuh sel kanker.

Putri mengakui pengobatan secara herbal umumnya memiliki keterbatasan khususnya, dalam bioavailabilitas atau ketersediaan hayati, kelarutan dan stabilitas. Karena itu, ia dan timnya melakukan pengembangan menggunakan teknologi untuk perumusan obat herbal dan mengatasi permasalahan tersebut

“Teknologi yang kami gunakan adalah sistem nanosuspensi yang terdiri dari partikel padat berukuran nano, yaitu sekitar 0,1-1000 nm,” ucapnya.

Uji Coba

Sistem nanosuspensi, lanjut Putri, dapat menawarkan laju disolusi atau pelarutan obat menjadi lebih tinggi, serta peningkatan ketersediaan hayati dari obat. Dengan menggabungkan nanosuspensi dan obat yang berbahan dasar tanaman sembung, hal itu diyakini dapat secara efektif meningkatkan kinerja obat untuk menghentikan siklus sel, menekan pembiakan serta invasi sel kanker.

Seperti diketahui, penyakit kanker sangat berbahaya karena pertumbuhan sel kanker secara abnormal yang terus-menerus dan tidak terkendali. Kanker payudara pun memiliki kecenderungan yang sama karena memiliki salah satu lini sel bernama 4T1 yang bersifat sangat metastatik.

“Riset pengembangan ‘Nanosuspensi Fraksi Sembung’ akan melalui beberapa tahap uji coba di beberapa laboratorium yang berbeda, serta menggunakan berbagai metode yang berbeda,” katanya.

Beberapa tahap uji coba tersebut di antaranya adalah uji determinasi tanaman, uji identifikasi senyawa aktif tanaman, uji evaluasi fisik sediaan nanosuspensi, serta formulasi sediaan nanosuspensi. 

Terkait riset terhadap tanaman sembung ini, Putri menambahkan bahwa inovasi pengobatan kanker payudara ini merupakan kontribusi ia dan timnya bagi dunia riset.

“Penggunaan tanaman sebagai bahan dasar obat pun menjadi cara kami dalam memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia,” pungkasnya.