Kampus
28 Februari, 2022 18:36 WIB
Penulis:M. Diky Praditia
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, SOLO – Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan workshop Ecoprint yang diikuti oleh pemuda Desa Pucangsawit, Jebres, Solo, Minggu (27/2/2022).
Ketua KKN UNS Kelompok 151 Augi Dava Sonagara menjelaskan kelompoknya memilih Ecoprint sebagai program kerja KKN karena Ecoprint dengan teknik pounding (pukul, tumbuk, red)masih jarang digunakan dalam desain pada produk kain seperti totebag.
“Ecoprint ini bahannya diambil dari alam, contohnya daun-daun. Lebih alami dan ramah lingkungan,” ujar Augi kepada Eduwara.com di sela-sela acara, Sabtu pagi (26/2/2022).
Augi menjelaskan proses pembuatan sebuah produk Ecoprint yang diterapkan pada totebag. Pertama, bahan totebag yang sudah disiapkan direndam beberapa menit pada air panas yang sudah diberikan Tro –serbuk, yang berfungsi membuka serat pada kain. Kemudian dilakukan penjemuran hingga kering.
“Harus benar-benar sampai kering, karena kalau masih basah, ketika eksekusi (menumbuk atau memukul daun pada kain, red), serat-serat daunnya akan melebar tidak beraturan sehingga tidak membentuk daun,” ucap Augi
Kedua, ambil daun yang akan dicetak pada kain. Letakkan daun di atas kain lalu lapisi daun dengan plastik. Lalu, tumbuk sesuai bentuk daun yang dipilih menggunakan benda-benda tumpul agar warna pada daun keluar dan menempel pada kain.
Ketiga, selesai dilakukan penumbukan, rendam beberapa saat dengan air yang sudah diberi larutan pengunci. Tujuannya agar warna dan serat daun dapat bertahan lama pada kain. “Setelah itu dilakukan penjemuran lagi hingga kering,” ungkap mahasiswa semester delapan itu.
Augi menambahkan, kelompok KKN yang dia pimpin sengaja mengajak para remaja untuk membuat Ecoprint karena relatif mudah memahami dan mempraktikkan dibandingkan dengan mengajari anak-anak.
Salah satu peserta workshop, Ajib Nugroho (25) mengungkapkan, baru pertama kali mencoba Ecoprint. Baginya, hal tersebut merupakan sesuatu yang menarik. Bahan-bahan yang diperlukan juga tergolong mudah didapatkan dan murah.
“Ini bisa dijadikan produk wirausaha. Kalau saya lihat ini bisa jadi pengganti tas-tas plastik yang ada di pasar swalayan. Jadi benar-benar ramah lingkungan,” tutur pemuda Karang Taruna RW 13 Pucangsawit itu.
Bagikan