Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia dan Portugal Bahas Keselamatan Berlalu Lint

01 September, 2023 21:30 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

01092023-UMY -keselamatan berkendara.png
Sebanyak 19 mahasiswa Program S2 Teknik Sipil dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan Portugal mengikuti 'Road Traffic Safety Summer School 2023', di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), mulai 28 Agustus hingga 8 September 2023. Dalam kegiatan yang diinisiasi Erasmus+ Programme of The European Union ini mereka berdiskusi mengenai keselamatan berlalu lintas dan melakukan pengamatan langsung ke beberapa arus jalan yang rawan kecelakaan, seperti Jalan Srandakan di Bantul. (EDUWARA/Dok. UMY)

Eduwara.com, JOGJA – Melalui forum 'Road Traffic Safety Summer School 2023', sebanyak 19 mahasiswa Program S2 Teknik Sipil dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan Portugal berdiskusi mengenai keselamatan berlalu lintas di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Berlangsung mulai 28 Agustus hingga 8 September 2023, peserta dari program yang diinisiasi Erasmus+ Programme of The European Union ini melakukan pengamatan langsung ke beberapa arus jalan yang rawan kecelakaan, seperti Jalan Srandakan di Bantul.

Ketua dari 'Road Traffic Safety Summer School 2023', Noor Mahmudah mengatakan kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan manusia, faktor struktur, kelengkapan informasi, penerangan jalan, faktor kendaraan itu sendiri dan lainnya.

"Tingkat kecelakaan secara umum di Indonesia masih sangat tinggi, jika dibandingkan dengan negara di Eropa yang sudah menerapkan pendekatan untuk mengakhiri kecelakaan lalu lintas bernama Vision Zero," jelas Noor Mahmudah seperti dilansir pada Jumat (1/9/2023).

Dalam pandangan Noor, masih jauh bagi Indonesia untuk mencapai tingkat kecelakaan yang rendah, bahkan hingga saat ini masih cenderung naik. Indonesia masih menargetkan untuk menurunkan tingkat kecelakaan hingga 50 persen pada 2030.

Pengambil Kebijakan

Dari kunjungan langsung mengamati Jalan Srandakan yang dianggap sebagai salah satu dari lima lokasi paling rawan dan penyumbang kecelakaan lalu lintas tertinggi di Yogyakarta, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda DIY mencatat sebanyak 36.881 kendaraan bermotor mengalami kecelakaan dalam kurun waktu 2018-2021.

"Pengamatan langsung di daerah rawan kecelakaan lalu lintas, yang terdiri dari mahasiswa S2 Teknik Sipil diharapkan tidak hanya dapat menjadi eksekutor di lapangan namun juga pengambil kebijakan di masa depan," lanjutnya.

Hal ini, lanjut Noor, sesuai dengan tujuan dari konsorsium ASIASAFE, di mana kurikulum yang disusun dapat diimplementasikan bukan untuk level mahasiswa S1 namun mahasiswa S2.

Selaku Erasmus+ Project Team Leader Universitas Gadjah Mada (UGM), Siti Markhamah, menyebutkan bahwa berdasarkan data Korlantas Polri, kecelakan lalu lintas di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

"Indonesia dengan populasinya yang banyak, menambah angka kecelakaan lalu lintas tiap tahunnya. Sepeda motor adalah kendaraan yang paling banyak mengalami kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun berdasarkan data Korlantas Polri," paparnya.

Siti merekomendasikan manajemen keselamatan berlalu lintas harus diperbaiki dan dikembangkan secara lebih masif. Pengembangan manajemen keselamatan berlalu lintas didasarkan pada pengenalan sifat dan karakter pengendara.

Kemudian, mengedukasi generasi muda untuk menerapkan konsep keselamatan dalam berlalu lintas dan menindaklanjuti Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan 2011-2035 perlu dilakukan oleh semua pihak.