Kampus
20 September, 2023 20:27 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Tergabung dalam Tim Cassava Peel Hero, sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengolah limbah kulit singkong yang tersia-siakan di Gunungkidul menjadi bahan baku gula cair.
Melalui program pengabdian masyarakat yang berorientasi pada penanganan deklinasi limbah kulit singkong berbasis ekonomi ekologis yang berlokasi di pedusunan Klepu, Desa Giriasih, Kecamatan Purwosari, Gunungkidul, tim mahasiswa di bawah bimbingan Diah Fitria Widhiningsih menawarkan solusi alternatif pembuatan produk gula cair singkong serta pupuk organik cair (POC) berbahan dasar kulit singkong.
Tim Cassava Peel Hero yang merupakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) beranggotakan Fathia Thaurika Rahma (Mikrobiologi Pertanian 2021), Hafsah Dwi Nurhaliza (Mikrobiologi Pertanian 2021), Shinta Firdha Amalia (Mikrobiologi Pertanian 2021), Ayu Mela (Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan 2021), dan Audi Mutia (Teknik Sipil 2021).
"Kami melakukan program pemberdayaan ini dengan sasaran ibu-ibu PKK Dusun Klepu, yang harapannya mampu memberikan solusi alternatif terkait permasalahan limbah kulit singkong dan mampu meningkatkan pemeliharaan lingkungan serta pendapatan mitra," jelas Fathia Thaurika Rahma, Rabu (20/9/2023).
Dikatakan Fathia, tanaman singkong banyak dimanfaatkan warga sebagai bahan alternatif kebutuhan pangan serta bahan baku pembuatan kuliner tradisional. Hanya saja, limbah kulit singkong dari sisa produksi belum dimanfaatkan dan hanya dibiarkan menumpuk begitu saja.
Padahal kulit singkong yang dibiarkan bisa merusak tanah dan mencemari lingkungan karena memiliki kandungan sianida (HCN) yang tidak konstan. Tidak hanya itu, efek lain yang ditimbulkan yaitu bau tidak sedap bagi lingkungan sekitar.
Pupuk Organik Cair
Sebagai bahan baku gula cair, singkong juga memiliki kandungan kalori lebih rendah dibandingkan konsumsi gula harian lainnya yaitu hanya sebesar 1,13 kalori. Kandungan kalori rendah ini bisa dijadikan sebagai pengganti gula konsumsi harian bagi masyarakat penderita penyakit diabetes.
"Gula cair singkong tidak hanya menyehatkan, tetapi juga memiliki rasa tidak kalah manis dengan gula konsumsi harian. Hasil dari pembuatan gula cair kulit singkong dapat diinovasikan menjadi olahan sajian turunannya agar bisa meningkatkan nilai jual produk," paparnya.
Fathia menambahkan selain diolah menjadi gula cair singkong, limbah kulit singkong juga dapat dibuat menjadi pupuk organik cair (POC). Produk ini direkomendasikan sebagai pengganti pupuk kimia karena efek penggunaan pupuk kimia dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penurunan kesuburan tanah.
Selain itu, pembuatan POC tergolong mudah karena menggunakan alat dan bahan yang ekonomis dan sederhana sehingga Ibu PKK mampu mempraktikkan secara mandiri.
Lebih lanjut Fathia memaparkan luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian ini tidak hanya sekedar edukasi pengolahan produk saja, melainkan juga menjadi wadah untuk pengembangan diri melalui sistem Training of Trainers (ToT).
Sistem pelatihan ini juga diharapkan mampu membentuk jiwa kompetensi ibu-ibu PKK Dusun Klepu yang kompeten dan berdaya mandiri.
Bagikan