Mahasiswa UMM Raih Beasiswa IISMA ke Thailand, Ini Kiatnya

20 Januari, 2022 22:54 WIB

Penulis:Fathul Muin

Editor:Ida Gautama

20012022-UMM Ahda Thailand.JPG
Ahda Mutiari Hifdhi berfoto di depan kampus Prince of Songkla University, Kota Hat Ya, Thailand. (EDUWARA/UMM)

Eduwara.com, MALANG — Mendapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri, banyak diimpikan pelajar maupun mahasiswa Indonesia. Ahda Mutiari Hifdhi, mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berbagi kiat untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Thailand.

Ahda menjelaskan, untuk mendapatkan beasiswa dan fasilitas yang dinikmati selama kuliah di Thailand dia harus bersusah payah untuk mempersiapkannya. Satu di antaranya, persiapan berkas administrasi yang banyak, ditambah lagi dengan proses wawancara yang bikin jantungnya deg-degan.

"Beruntung, International Relation Office (IRO) UMM sangat membantu saya untuk mempersiapkannya. Beberapa kali memberikan masukan dan tips agar memperbesar kemungkinan saya diterima di IISMA," ujarnya, Kamis (20/1/2022).

Mahasiswa asal Purwokerto, Jawa Tengah ini berharap ke depannya pembelajaran di Thailand bisa berjalan luring karena sampai saat ini masih sangat dibatasi. Kebanyakan berjalan secara daring sehingga pengalaman interaksi secara langsung kurang dirasakan.

"Karena kuliah masih online, jadi saya belum berinteraksi langsung dengan mahasiswa lainnya. Semoga bisa segera luring, jadinya saya bisa merasakan sensasi kuliah di luar negeri sebenarnya," ujarnya.

Kini, ia tengah menjalani perkuliahan selama satu semester di Prince of Songkla University, Kota Hat Yai, Provinsi Songkla berkat program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

Meski sama-sama berada di wilayah ASEAN, Indonesia dan Thailand ternyata juga memiliki beberapa perbedaan. Beruntung, Ahda memiliki buddy, yakni teman yang membantu mengenalkan beragama budaya dan kultur di universitas, utamanya dia mengambil Faculty of Management Science, Prodi Bachelor Business Administration (BBA).

Berbekal pengalaman di UMM, dia bisa dengan cepat beradaptasi di lingkungan Negeri Gajah Putih tersebut. Memiliki teman, bermain dan belajar bersama, bahkan juga berjalan-jalan mengunjungi beberapa tempat menarik. Hal itu tentu menambah networking yang Ahda miliki.

Satu dari sederet kendala yang dihadapi, sukarnya memahami bahasa Inggris yang diucapkan oleh orang-orang Thailand. Apalagi jika logat yang dimiliki cukup kental. Walhasil dia harus berkali-kali meminta lawan bicaranya untuk mengulangi.

“Alhamdulillah, setelah beberapa hari saya sudah mulai terbiasa mendengarkan bahasa Inggris yang kental dengan logat Thailand. Apalagi ternyata banyak yang bisa berbahasa melayu sehingga mempermudah komunikasi," tuturnya.

Perihal makanan, dia menilai, mencari makanan halal tidak begitu sulit. Makanan halal mudah diperoleh di toko-toko sekitar tempat tinggalnya.

Namun dia sedikit kesulitan untuk menemukan masjid dan mushola sehingga biasanya beribadah di kediaman atau juga di ruangan-ruangan kosong.