logo

EduBocil

Wow… SD Muhammadiyah 1 Ketelan Tabuh Gamelan Tiap Kamis Legi

Wow… SD Muhammadiyah 1 Ketelan Tabuh Gamelan Tiap Kamis Legi
Suasana kegiatan menabuh gamelan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo. (Eduwara.com/Dok. Istimewa Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan)
Redaksi, EduBocil20 Januari, 2022 22:15 WIB

Eduwaram.com, SOLO—Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ketelan Solo mengadakan kegiatan menabuh gamelan setiap Kamis Legi. Kegiatan itu bertujuan mendukung program pemerintah Kota Solo terkait menabuh gamelan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jatmiko, dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Rabu (19/1/2022), mengatakan kegiatan itu bisa menjadi destinasi pendidikan paket wisata menabuh gamelan dan dolanan anak tempo dulu.

“Kegiatan ini Insyaalah mampu memberikan edukasi pentingnya belajar kerja sama, dengan memainkan gamelan. Mengasah memori otak dengan mengolah rasa agar selaras. Kemudian melatih kesabaran karena pada dasarnya semua instrumen dalam gamelan bisa ditabuh sekaligus,” ujar Jatmiko.

Sekolah yang berdiri sejak 1935 di dekat Pura Mangkunegaran itu akan menerapkan paket wisata ke Masjid Al-Wustha Mangkunegaran, kemudian Pasar Legi, Stasiun Balapan, Monumen Pers, dan Taman Balekambang.

“Sudah ada permohonan studi tiru dari Kelompok Kerja Sekolah Penggerak dari Kabupaten Guung Kidul dengan visitor sebanyak 32 orang,” kata Jatmiko.

Lestarikan Seni Budaya

Di sisi lain, salah seorang guru, Agung Sudarwanto, mengatakan kegiatan itu dilaksanakan berdasar instruksi dari Dinas Kebudayaan.

“Alhamdulillah dengan adanya instruksi dari Dinas Kebudayaan dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, kami makin semangat dan merapatkan barisan. Merapatkan visi dan misi untuk selalu melestarikan seni dan budaya,” ujar dia yang juga alumnus Pascasarjana ISI Solo itu, Rabu (19/1/2022).

Suasana kegiatan menabuh gamelan SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo. (Eduwara.com/Dok. Istimewa Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan)

 

Dia menambahkan, kegiatan semacam itu perlu dibudayakan karena sejak pandemi gaung gamelan menjadi berkurang. Adanya inovasi menabuh gamelan, menurut Agung, mampu membangun kesehatan lingkungan.

Kesehatan lingkungan yang dimaksud bukan hanya kesehatan, namun juga lingkungan kerja. "Dengan demikian dapat mewujudkan rasa saling peduli, mempererat kerukunan, gotong royong, dan kolaborasi antara guru dengan karyawan guna meningkatkan kualitas pendidikan," jelas dia.

Selain mendukung program pemerintah, kegiatan menabuh gamelan setiap Kamis Legi itu diharapkan dapat mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Maksud dari profil Pelajar Pancasila yaitu pelajar yang berkompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.

Diharapkan siswa memiliki profil dengan enam dimensi pembentuknya yaitu 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. (K. Setia Widodo/*)

Editor: Riyanta

Read Next