Manfaatkan Kotoran Lele dan Ayam, Mahasiswa UNY Hasilkan Pupuk Organik

19 Maret, 2022 22:00 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

19032022-UNY Pupuk Limbah Lele dan Kotoran Ayam.jpg
Tim dari UNY memperlihatkan pupuk organik dari limbah air budidaya ikan lele sistem bioflok dan kotoran ayam. Pupuk ini diklaim ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek negatif jangka panjang bagi tanaman. (EDUWARA/Dok. UNY)

Eduwara.com, JOGJA - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil membuat pupuk organik dari limbah air budidaya ikan lele sistem bioflok dan kotoran ayam. Pupuk ini diklaim ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek negatif jangka panjang bagi tanaman.

Tim yang terdiri dari Irfan Aldi Fitrian, Annisa Kusumawati, Ahmad Sauki Al Zamani dan Shibghotulloh Umar Rosyadi ini merekomendasikan pupuk organik cair untuk memacu pertumbuhan tanaman, khususnya tabulampot.

Menurut Irfan Aldi Fitrian, budidaya ikan lele sistem bioflok merupakan usaha budidaya ikan lele dengan padat tebar tinggi, penggunaan jumlah pakan yang tinggi, penambahan aerasi dan penggantian air secara berkala dalam jumlah besar serta menghasilkan air limbah yang besar pula.

Air limbah budidaya lele sistem bioflok di dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan serta bakteri dan alga.

"Air limbah budidaya lele sistem intensif dapat diolah menjadi pupuk organik khususnya pupuk organik cair. Sayangnya, ini belum dimanfaatkan optimal dan sering kali dibuang begitu saja," jelasnya.

Air hasil budidaya sistem bioflok mengandung banyak bahan organik khususnya kandungan nitrogen yang tinggi. Kandungan nitrogen yang terdapat pada air budidaya ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman.

Annisa Kusumawati menambahkan kotoran ayam juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman karena mengandung unsur nitrogen yang cukup tinggi, diikuti dengan kalium serta fosfor.

"Jika dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya, pupuk kompos dari kotoran ayam mempunyai kandungan hara yang tertinggi," kata Annisa.

Hal tersebut karena bagian cair dan bagian padat dari feses ayam bercampur jadi satu di mana unsur nitrogennya tiga kali lipat lebih banyak dari jenis pupuk lain.

Ahmad Sauki Al Zamani menjelaskan bahwa bahan baku dalam pembuatan pupuk yang dinamai ‘Mbah Eka’ ini adalah limbah kotoran ayam kering dan limbah lele. 

"Limbah lele dapat dapat diambil dari kolam sedangkan kotoran ayam bisa diambil dari penduduk," lanjutnya.

Langkah awal pembuatan pupuk menampung air yang dari kolam lele yang dibuang dua kali seminggu kemudian dicampur dengan kotoran ayam dan diberi tetes tebu secukupnya untuk difermentasi selama 2-3 minggu.

Kadar hara yang terkandung di dalam pupuk organik cair dari air limbah budidaya lele sistem intensif berkisar 0,06-0,62 persen C Organik; 0,49-1,32 persen Nitrogen; 06- 0,35 persen Phospat; dan 0,22-4,97 persen Kalium dengan pH 5,67-8,00.

Pemilihan fokus pada penggunaan untuk tanaman buah dalam pot atau tabulampot karena sedang tren di Indonesia. Tabulampot banyak benefit bisnis, keuntungan lebih besar, tingkat keberhasilan tinggi, dapat berbuah di luar musim, mudah dipindah, dan dapat dikembangkan di berbagai lahan.

Karya ini berhasil meraih dana Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Kewirausahaan.