Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Melihat minimnya pengembangan peta dan pola persebaran penularan Covid-19 di Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menghadirkan pengembangan teknologi big data dan cloud computing untuk membantu penanggulangan pandemi yang dilakukan.
Sistem ini dikembangkan dosen dan peneliti Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, FMIPA UGM, Mardhani Riasetiawan. Inovasi dihadirkan karena Indonesia belum memiliki peta dan pola persebaran pandemi.
"Pandemi semakin mempercepat disrupsi dan munculnya berbagai inovasi berbasis teknologi mulai dari aplikasi pendeteksi penyakit hingga aplikasi untuk mendukung interaksi ekonomi masyarakat," jelas Mardhani Riasetiawan, Sabtu (19/3/2022).
Namun hingga saat ini, menurutnya, Indonesia belum memiliki analisis big data dan cloud computing untuk mitigasi penyebaran Covid-19 di tanah air. Sebab analisis big data yang dihasilkan mampu memprediksi dan memonitor gelombang pertambahan kasus yang disebabkan mobilitas warga.
"Inovasi ini akan membantu daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus dengan memiliki monitoring riil dari data di lapangan memudahkan Pemda mengambil keputusan mitigasi," jelasnya.
Dikembangkan sejak sejak 13 Maret 2021, Mardhani memaparkan sistem yang dihadirkan ini berisikan kumpulan data-data pertambahan kasus harian yang melibatkan lebih dari 200 orang relawan data di seluruh Indonesia.
Lewat covid19.gamabox.id, bersama timnya, Mardhani telah memulai analisis menggunakan big data untuk merespon kondisi terbaru penyebaran Covid-19. Sistem serupa telah diterapkan di Myanmar.
Mardhani menyampaikan teknologi big data dan cloud computing saat ini memainkan peran besar dan vital dalam transformasi digital karena memungkinkan inovasi data dan aplikasi berkembang dengan sangat pesat.
Indonesia masih menjadi negara yang bergantung pada impor untuk penyediaan layanan tersebut. Peneliti dan pengembang di tanah air hanya menggunakan tools teknologi yang tersedia dan menggunakannya untuk mendukung aplikasi yang digunakan.
"Fakta Indonesia belum merdeka dan mandiri dalam pengembangan teknologi big data dan cloud computing, menggerakkan kami mendalami dan melakukan pengembangan dasar sampai aplikatif teknologi utama di big data dan cloud computing," katanya.
Komputer Kluster
Penelitian dimulai dengan membangun fasilitas komputasi terdistribusi (kluster) dengan memanfaatkan komputer-komputer tidak terpakai berspesifikasi rendah. Meski dengan spesifikasi yang seadanya, fasilitas komputasi ini dapat bekerja efisien untuk melakukan pemrograman paralel dan menjadi rintisan awal komputer klaster di UGM yang dinamai ‘GamaBox’.
Lalu, Mardhani mengembangkan ‘GamaBox-Lego’ yang merupakan mini komputer klaster dikemas dengan brick permainan lego sehingga mudah di-kustomisasi bentuk, yang ditujukan untuk media pengenalan komputer kluster ke masyarakat dan siswa sekolah.
Selanjutnya, Mardhani mengembangkan ‘GamaBox Wisanggeni’ yaitu komputer kluster yang lebih canggih terdiri dari 32 nodes klaster dengan single board computer. GamaBox Wisanggeni ini dibuat dengan tiga versi yang mampu menjalankan komputasi secara paralel dan pemrosesan big data secara cepat.
"GamaBox Wisanggeni ini menjadi prototipe dari teknologi cloud computing dan big data yang operasional untuk pemrosesan ilmiah dan kebutuhan industri saat ini,"terangnya.
Pengembangan terus berlanjut. Mardhani bersama tim membuat ‘GamaBox Operating System’ pada tahun 2018. Sistem operasi ini dibuat dengan maksud menghadirkan platform sistem operasi open source yang dapat menjalankan lingkungan komputasi Big Data secara efisien.
Sistem operasi GamaBox Operating System saat ini menjadi engine utama di Laboratorium Riset dan sudah dioperasionalkan untuk mendukung big data environment di salah satu perusahaan energi dunia dengan terimplementasi sebanyak 1024 nodes.
GamaBox Wisanggeni, GamaBox Operating System kemudian diintegrasikan menjadi platform teknologi cloud computing bernama ‘GamaCloud’. GamaCloud dibuat dengan tujuan menguasai teknologi penyelenggaraan layanan cloud computing untuk infrastruktur komputasi, layanan platform dan layanan aplikasi.
"Upaya ini menjadi penting karena dengan kita memiliki cloud computing maka kemandirian terhadap penyelenggaraan layanan teknologi internet bisa kita jalankan secara mandiri dan bisa satu level dengan Amazon, Google dan lainnya," pungkasnya.