Menlu Retno: Pendidikan bagi Perempuan Tentukan Masa Depan Bangsa

31 Desember, 2023 08:46 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

30122023-UMY Menlu Retno dg mahasiswa Afganistan.png
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama dengan mahasiswa penerima beasiswa asal Afghanistan yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (29/12/2023). Di depan para mahasiswa tersebut, Retno menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci bagi sebuah bangsa untuk berkembang dan menjadi maju. Pendidikan bagi perempuan menjadi pilar untuk membangun masa depan bangsa yang lebih cerah. (EDUWARA/Dok. UMY)

Eduwara.com, JOGJA – Berbicara di depan mahasiswa penerima beasiswa asal Afghanistan yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, menyampaikan pentingnya aksesibilitas pendidikan bagi perempuan yang akan menentukan masa depan sebuah bangsa.

“Pendidikan adalah kunci bagi sebuah bangsa untuk berkembang dan menjadi maju, dan pendidikan bagi perempuan menjadi pilar untuk membangun masa depan bangsa yang lebih cerah,” kata Retno Marsudi, Jumat (29/12/2023).

Menurut Retno, Indonesia telah memberikan keadilan dalam mengakses pendidikan baik bagi laki-laki maupun perempuan, karena Indonesia percaya bahwa perempuan memiliki peran yang signifikan dalam proses pembangunan bangsa.

Retno menegaskan Indonesia telah berperan aktif dalam agenda Women, Peace and Security, tidak hanya di lingkup Asia Tenggara namun juga melalui PBB di lingkup global. Semua ini sebagai upaya Indonesia memastikan keterlibatan kaum perempuan dalam proses yang transformatif menuju perdamaian yang berkelanjutan. 

Retno percaya bahwa berinvestasi kepada kaum perempuan adalah berinvestasi kepada masa depan yang lebih cerah.

“Ini akan selalu menjadi komitmen Indonesia, dalam berkontribusi dan memastikan terwujudnya pendidikan yang adil dan menyeluruh. Seluruh mahasiswa yang hadir di sini, saya harap dapat menjadi agen pendidikan yang akan menyebarkan pengetahuan kepada lingkungan dan sesama di negara Anda masing-masing,” pesannya.

Monitoring

Kunjungan Retno ke UMY untuk meningkatkan jalinan hubungan yang lebih baik dengan para mahasiswa asing. Kunjungan ini juga untuk memonitoring pemberian beasiswa dari Kementerian Luar Negeri terhadap mahasiswa Afghanistan di UMY. 

Ini sekaligus menjadi komitmen pemerintah Indonesia terhadap pendidikan dan kesetaraan gender secara umum. Selain UMY, hadir pula mahasiswa Afghanistan dari Universitas Islam Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Sepanjang 2023, jumlah pendaftar UMY dari luar negeri mencapai lebih dari 4.000 dan UMY memfasilitasi beasiswa melalui berbagai skema, salah satunya adalah beasiswa dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang bekerja sama dengan PT Adaro Energy Indonesia.

Wakil Rektor UMY Bidang Kerjasama dan Internasional, Achmad Nurmandi, mengatakan apa yang diupayakan pemerintah Indonesia juga menjadi bagian dari program Muhammadiyah, di mana Muhammadiyah berusaha menerapkan konsep rahmatan lil ‘alamin dalam sektor pendidikan.

“Kami ingin mengedepankan konsep rahmatan lil ‘alamin yang berdasar kepada nilai-nilai keislaman dan prinsip Muhammadiyah terhadap dunia, termasuk di sektor pendidikan,” katanya.

Saat ini, pihaknya juga berusaha mendorong mahasiswa dari berbagai negara termasuk Afghanistan, Palestina, dan negara-negara Afrika untuk berkuliah di Indonesia melalui 172 perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.