Kampus
28 September, 2022 15:12 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JOGJA – Berada di daerah rawan bencana gempa bumi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong kampus menghasilkan inovasi teknologi teknik rekayasa gempa.
Inovasi ini dibutuhkan untuk mendukung konstruksi pembangunan rumah, bangunan dan infrastruktur tahan gempa.
Hal ini disampaikan Basuki secara daring dalam Konferensi Internasional tentang Rekayasa Gempa (ICEEDMS) ke-5, di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (28/9/2022).
"Setiap terjadi bencana gempa bumi, kita banyak mengalami kerugian baik dari korban jiwa dan kerugian materi yaitu kerusakan rumah serta bangunan milik pemerintah," jelas Basuki.
Beberapa contoh diantaranya, tambah Basuki, gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2006, gempa bumi di Aceh tahun 2016, Gempa Lombok NTB tahun 2018, gempa Palu tahun 2018 dan Gempa Mamuju tahun 2021.
"Karenanya pemerintah menyiasatinya dengan menyiapkan desain bangunan dan infrastruktur yang tahan gempa dengan ukuran sesuai dengan konsep mitigasi bencana," paparnya.
Mengantisipasi risiko kerusakan akibat gempa bumi, pemerintah terus melakukan kegiatan mitigasi pada proyek pembangunan perumahan dan proyek pembangunan infrastruktur dengan konsep desain tahan terhadap goncangan gempa bumi.
"Desain bangunan dan infrastruktur tahan gempa selalu mengalami perkembangan sehingga perlu sinergi antara pemerintah dengan para peneliti di universitas," lanjutnya.
Menurutnya, dengan harmonisasi dan sinergi antara riset teknik rekayasa gempa, pihak industri dan pemerintah untuk mendukung kegiatan mitigasi kegempaan baik di Indonesia dan di negara lainnya.
Akademisi Universitas California Amerika Serikat Jonathan Bray menuturkan tingkat kerusakan bangunan saat terjadi gempa dipengaruhi kekakuan material tanah di permukaan, kondisi batuan keras sampai lunak, kedalaman batuan dasar untuk rasio impedansi.
"Kekakuan dan redaman material nonlinier berpengaruh pada regangan geser dengan intensitas goncangan," katanya.
Sementara itu, Prof Koichi Kusunoki dari Universitas Tokyo Jepang mengatakan upaya pengurangan risiko dan peningkatan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana dapat dilakukan dalam bentuk mengurangi tingkat kerusakan melalui desain rumah dan bangunan tahan gempa, kemampuan pemerintah dalam menyelidiki tingkat kerusakan dengan cepat dan kemampuan merekonstruksi dengan cepat.
Bagikan