Kampus
14 Februari, 2023 12:39 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JOGJA – Minimnya sumber daya manusia seiring pesatnya kemajuan perkeretaapian di Indonesia mendorong Fakultas Teknik Universitas Pancasila menghadirkan Program Studi (Prodi) Teknik Perkeretaapian.
Pada Jumat (10/2/2023), surat keputusan Penyelenggaraan Prodi baru dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) diterima pihak kampus.
"Kami berencana membuka pendaftaran pada prodi ini pada semester ganjil tahun ini. Yang penting jalan jalan dulu. Karena nanti akan dibarengi dengan kursus singkat dan mempersiapkan calon penguji yang kami masih kekurangan," kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila Budhi M Suyitno saat dihubungi Eduwara.com, Senin (13/2/2023) malam.
Budhi menceritakan latar belakang pihaknya menghadirkan prodi ini karena sering kali pihaknya diminta menyiapkan mahasiswa atau lulusan untuk menjadi pegawai di bidang perkeretaapian.
Dia mencontohkan, sebelum pademi Covid-19, setiap tahunnya delapan mahasiswa dari teknik sipil dan teknik elektro diminta untuk dididik di lembaga pelatihan milik Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
"Tapi kami kesulitan karena para mahasiswa dan lulusan tidak belum memiliki keahlian di bidang teknik perkeretaapian. Setelah kami cek, ternyata di Indonesia belum ada universitas yang fokus pada teknik perkeretaapian. Kami menyiapkan prodi ini dalam tiga tahun terakhir," jelasnya.
Di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Budhi menyatakan sudah ada prodi tentang perkeretaapian namun lebih banyak domainnya ke manajemen logistic. Kemudian di Universitas Tri Sakti, studi perkeretaapian hanya menjadi satu bagian dari studi transportasi.
Di Prodi Teknik Perkeretaapian, FT Universitas Pancasila akan menganut pada konsep awal studi perkeretaapian yang fokus pada infrastruktur jalan, bangunan, sarana perkeretaapian atau bakal pelanting (rolling stock), dan persinyalan. Tiga hal utama inilah yang nanti akan menjadi fokus pengajaran.
Namun kedepannya, materi pengajaran yang diberikan di prodi sebut Budhi akan terus berkembang seiring dengan pesatnya industri perkembangan perkeretaapian di Indonesia. Dimana selain ada kereta api tradisional, sekarang pemerintah juga mengembangkan kereta api listrik, kereta api cepat, dan kereta api ringan yang kedepannya membutuhkan sumber daya manusia untuk menjamin pelayanan operasional berjalan dengan nyaman, aman dan selamat.
"Ini bukan pekerjaan gampang. Kita selain menyiapkan SDM-nya dengan kompetensinya keahlian beragam. Kita juga terus memperbarui (update) ke mereka mengenai regulasi perkeretaapian yang terus berkembang," jelasnya.
Dalam penyiapan prodi ini pihaknya telah menyusun konsep dasar perkeretaapian yang sudah dipelajari negara-negara yang maju moda transportasi kereta apinya serta akan kemana keluaran prodi ini akan seperti apa.
Sebagai tenaga pengajar di FT Perkeretaapian, Budhi menyatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan kementerian-kementerian teknik seperti Kementerian Perhubungan, BUMN yang bergerak di bidang perkeretaapian seperti PT INKA, Adi Karya, masyarakat perkeretaapian, dan sumber-sumber ahli lain di dari kementerian.
Banyaknya lintas akademik dan praktisi dilibatkan dalam proses pengajaran karena Budhi melihat saat ini ketersediaan sumber daya manusia berkompeten di industri ini deadlock.
"Jadi kereta api, khususnya kereta cepat, akan menjadi bagian penting dari transportasi massal di masa depan yang ramah lingkungan, efisien, massal. Ini masalah nasional, karena Indonesia tertinggal jauh dalam pengembangan perkeretaapian dibandingkan negara-negara maju dan ASEAN," jelasnya.
Maka dari itu, sebagai universitas di Indonesia yang pertama kali membuka Universitas prodi teknik perkeretaapian. Budhi menyatakan pihaknya membuka semua ikut terlibat dan bekerjasama dalam hal berbagi sumber daya. Semisal siapa yang nanti memiliki laboratorium perkeretaapian bisa bergabung bersama.
Bagikan