Kampus
21 Februari, 2022 13:43 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JOGJA – Para pekerja migran disarankan untuk tetap melanjutkan pendidikan lebih tinggi sebagai upaya meningkatkan kompetensi di tengah mencari penghasilan di luar negeri.
Hal ini diungkapkan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DikTi) DKI Jakarta Paristiyanti Nurwardani di hadapan ratusan pekerja migran Indonesia yang ada di Korea Selatan dalam Webinar Universitas Siber Asia, Minggu (20/2/2022) malam.
"Kompetisi global yang super cepat membuat semua orang perlu terus meningkatkan kualitas diri. PMI yang sebelumnya akrab disapa sebagai TKI, kami dorong terus meningkatkan kompetensinya dengan berkuliah," katanya.
Dirinya menyarankan dan mengajak pekerja migran Indonesia memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah berupa kuliah online.
Dengan perkembangan teknologi informasi, Paristiyanti mengatakan proses pembelajaran sekarang belajar bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, siapa saja tanpa mengenal batas usia ataupun pekerjaan.
"Jadi saya mendorong PMI, walaupun sudah menjadi pahlawan devisa untuk negara kita, jangan lupa terus belajar untuk perbaikan nasib di masa yang akan datang dengan kompetensi yang luar biasa!," ungkap Paris.
Meski paham bahwa para PMI keluar negeri untuk bekerja dan memerlukan pengorbanan yang besar untuk bisa mengikuti kuliah online. Namun dirinya meyakini bahwa kuliah dengan kuliah online para PMI akan bisa membagi waktu dalam terus meningkatkan kualitas diri.
"Kami sudah mengawal kuliah online sejak dua tahun lalu dan hari ini mengurus akreditasi," terangnya.
Diselenggarakan bersama dengan Korea Selatan sejak 2020, kuliah online Universitas Siber Asia telah menjadi simbol kerjasama yang kuat antara kedua negara. Kampus ini memiliki rektor asing pertama di Indonesia, yaitu Jang Youn Cho yang berkebangsaan Korea Selatan.
"Sehingga saya bisa memberi penjaminan mutu sebagai Kepala LLDIKTI Jakarta, bahwa fasilitas dan pengajar kuliah online, menguasai teknologi dan mengajak mahasiswanya untuk menguasai teknologi masa depan!," ungkap Paristiyanti.
Meraih kompetensi masa depan, Paristiyanti mengatakan ada lebih dari sepuluh bidang program studi yang bisa diambil sambil bekerja yaitu menulis secara akademik, digital marketing, pengembangan produk, analisis data, kecerdasan buatan (Artificial Intelligent), cloud computing, working with people, serta penggunaan teknologi.
Investasi dan lapangan pekerjaan di industri yang membutuhkan kompetensi masa depan juga kini tumbuh secara cepat. Tren pekerjaan yang bermitra dengan Korea Selatan ke depan akan beralih dari pekerjaan padat karya menjadi pekerjaan cerdas.
"Itu semua top 10 skills yang akan terjadi pada 2025 dan di masa yang akan datang. Skills ini bahkan 10 tahun lalu belum ada," lanjut Paris.
Wakil Kepala Perwakilan RI Seoul Zelda Wulan Kartika menggarisbawahi pentingnya PMI berkuliah. Saat ini, baru 1 persen PMI di Korea yang menempuh pendidikan yang lebih tinggi minimal sarjana. Angka ini berarti, PMI yang berkuliah hanya 280 orang, dari 34 ribu Warga Negara Indonesia yang bekerja di Korea Selatan.
"KBRI Seoul secara aktif memfasilitasi dan selalu mendorong seluruh WNI yang berdomisili di Korea, khususnya para PMI untuk terus meningkatkan kompetensinya. Termasuk kuliah online sebagai langkah percepatan bagi para pekerja Indonesia untuk bisa kuliah," pungkas Zelda.
Bagikan