logo

Kampus

Minim Buku Bacaan Anak, Mahasiswa KKN UNS Buat Taman Literasi di Grobogan

Minim Buku Bacaan Anak, Mahasiswa KKN UNS Buat Taman Literasi di Grobogan
Anak-anak Desa Kalanglundo, Ngaringan, Grobogan sedang membaca buku di Taman Literasi. Mereka didampingi mahasiswa Kelompok 51 KKN UNS. (EDUWARA/M Diky Praditia)
M. Diky Praditia, Kampus15 Februari, 2022 04:25 WIB

Eduwara.com, SOLO – Prihatin dengan minimnya ruang baca bagi anak, mahasiswa Kelompok 51 KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berinsiatif membuat Taman Literasi di Desa Kalanglundo, Ngaringan, Kabupaten Grobogan.

Inisiator Taman Literasi, Nurul Hidayah menjelaskan taman literasi merupakan wujud kepedulian Kelompok 51 KKN UNS kepada anak-anak Desa Kalanglundo. Mereka ingin anak-anak dapat mengakses buku-buku bacaan selain buku pelajaran sekolah.

“Jadi kami menyediakan rak buku dan buku-buku. Di depan balai desa, ada semacam pendapa. Nah, di situ kami buat Taman Literasi untuk anak-anak SD di sekitar Karanglundo,” kata Nurul saat dihubungi Eduwara.com, Minggu (14/2/2022).

Nurul menceritakan, awalnya Taman Literasi berada di rumah Kepala Desa, tetapi karena anak-anak yang datang cukup banyak, suasana menjadi tidak kondusif. Nurul dan kawan-kawannya akhirnya memutuskan untuk memindah Taman Literasi di pendapa depan Balai desa.

“Di tempat ini, suasana lebih kondusif. Selain luas dan di luar rumah, kami juga menyediakan kursi untuk memudahkan anak-anak membaca buku,” ujarnya. 

Buku-buku yang disediakan di Taman Literasi biasanya buku yang jarang ditemukan di sekolah. Selain agar anak-anak lebih tertarik, mereka ingin anak-anak mendapatkan ilmu tidak hanya dari pelajaran sekolah. 

“Ada buku dongeng, sains anak, kisah nabi, pengetahuan sosial, dan majalah anak seperti majalah Bobo,” jelas dia.

Nurul merasa banyak anak yang senang dengan keberadaan Taman Literasi itu. Itu dapat dilihat dari antusiasme anak-anak untuk berkunjung ke Taman Literasi. Setidaknya ada 20-an anak yang datang untuk membaca sekaligus les kepada mahasiswa KKN itu.

“Ya mereka senang, mungkin karena di sekolah mereka enggak mendapatkan buku-buku seperti yang kami sediakan di sini. Bahkan ada sekolah, yang dekat dengan tempat kami KKN, kondisinya tidak begitu baik. Buku yang disediakan sedikit. Kalau pun ada lebih banyak buku pelajaran,” tutur Nurul.

Selain itu, Nurul juga sering membacakan dongeng dengan alat peraga boneka tangan. Anak-anak biasanya tambah antusias. Tidak jarang ada anak yang ingin belajar menggunakan boneka tangan sembari mendongeng. 

Salah seorang anak bernama Nayli mengaku senang karena bisa bermain dan belajar dengan teman-teman di Taman Literasi. Ia biasanya datang untuk membaca buku dan mewarnai. 

“Senang karena bisa ketemu mbak-mbak KKN. Selain itu, tempatnya dekat dari rumah,” kata Nayli siswa kelas III SD itu.

Nurul menambahkan, dia kerap memberi hadiah bagi anak yang berani maju membacakan dongeng di depan anak-anak lain. Itu dilakukan untuk melatih mental anak agar lebih berani. 

“Ternyata anak-anak bisa mendongeng, bahkan menggunakan boneka tangan sebagai peraga. Ya walaupun harus diiming-imingi imbalan terlebih dahulu,” ungkap Nurul.

Untuk sementara, menurut Nurul, Taman Literasi dibuka setiap Jumat dan Sabtu saja dengan dua sesi. Pada Jumat sesi pertama dilaksanakan sore hari pukul 15.00-16.00 WIB untuk anak SD kelas I-III, sedangkan sesi kedua, pukul 16.00-17.00 WIB, untuk anak SD kelas IV-VI.

“Kalau hari minggu, kegiatannya dilaksanakan pagi hari, pukul 09.00-11.00 WIB. Tiap satu jam ganti sesi,” beber mahasiswa semester tujuh itu.

Read Next