Sekolah Kita
03 Januari, 2022 21:23 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Riyanta
Eduwara.com, SOLO—Sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat mulai Senin (3/1/2022) seluruh satuan pendidikan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) awal semester genap tahun ajaran 2021/2022. Seperti semester sebelumnya, pembelajaran dilaksanakan secara terbatas karena masih adanya pandemi Covid-19.
Di SDN Ngoresan Solo para siswa mulai masuk sekolah. Menurut Kepala Sekolah, Dyah Sapta Riani, situasi PTM hari pertama semester genap di sekolah itu lancar. Pembelajaran tatap muka tersebut tidak ada perbedaan dengan semester sebelumnya.
"Sesuai dengan SE Wali Kota, pembelajaran tatap muka semester ini masih seperti yang sebelumnya. Jadi jumlah siswa yang masuk masih 50% dulu. Walaupun nantinya 100% tapi kami bagi menjadi dua sif," kata Dyah ketika diwawancarai Eduwara.com di kantornya.
Dyah menjelaskan dua sif itu terbagi menjadi pagi dan siang. Sif pagi dimulai dari pukul 07.30 WIB-09.30 WIB. Sedangkan sif siang dimulai pukul 10.00WIB-12.00 WIB. Karena tidak ada orientasi sekolah, materi dimulai dengan pendidikan karakter, religius, setelah itu materi pembelajaran.
Ketika Eduwara.com mengunjungi sekolah tersebut, kegiatan pembelajaran sudah dimulai. Tempat duduk diatur dengan sistem satu meja untuk satu siswa. Selain itu jarak antar siswa juga diatur sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan.
"Kami tetap menjalankan prokes ketat sesuai kebijakan pemerintah. Anak-anak sudah mendapat vaksin pertama jadi siswa mulai ada kekebalan tubuh. Oleh karena itu Dinas memperbolehkan kami melakukan pembelajaran dengan kuota 50%," jelas dia.
Dyah menuturkan setiap pagi para siswa diharuskan mencuci tangan dahulu sebelum masuk kelas. Pihak sekolah menyiapkan masker, apabila ada siswa yang lupa membawa masker atau maskernya basah saat cuci tangan. Sebelum pergantian sif ruangan disemprot agar sirkulasi udara fresh kembali.
"Pagi tadi orang tua siswa mengantar dan langsung pulang, kemudian pukul 09.00 WIB mereka menjemput anak di sekolah. Siswa keluar sekolah kami atur satu-satu. Bila penjemput sudah datang, siswa kami panggil. Kalau ada siswa yang tidak dijemput orang tuanya, guru yang mengantar dengan memperhatikan protokol kesehatan," ujar dia.
Dia menambahkan, berbeda dengan siswa, guru di sekolah tersebut dijadwalkan masuk semua karena keterbatasan tenaga. Sehingga guru mata pelajaran seperti guru olah raga diminta untuk mengoordinasi kelas yang tidak ada koordinatornya terlebih dahulu. (K. Setia Widodo)
Bagikan