Kampus
24 Oktober, 2025 04:23 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama

Eduwara.com, JOGJA - Pemerintah tengah mematangkan arah kebijakan nasional terkait peta jalan (roadmap) dan pedoman etika penggunaan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence /AI). Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa perkembangan AI tidak hanya mendorong kemajuan ekonomi digital, tetapi juga berjalan secara etis, aman, dan berkelanjutan.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi), Bonifasius Wahyu Pudjianto saat berada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (23/10/2025).
Bonifasius, menjelaskan bahwa saat ini Komdigi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang menyusun dua dokumen strategis penting, yaitu Etika Kecerdasan Buatan Nasional dan Peta Jalan Pengembangan AI Indonesia.
“Etika AI akan menjadi rambu agar teknologi ini tidak digunakan secara destruktif. Prinsip utamanya adalah memastikan AI tetap memuliakan manusia, melindungi privasi, serta tidak menciptakan diskriminasi berbasis algoritma,” jelas Bonifasius.
Menurut Bonifasius, peta jalan tersebut akan mencakup aspek regulasi, riset, pengembangan talenta digital, serta kolaborasi internasional guna memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem global AI.
Penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor utama dalam implementasi AI yang etis dan produktif. Dalam konteks ini, perguruan tinggi memiliki peran strategis sebagai pusat riset dan pengembangan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan.
“Perguruan tinggi memiliki posisi penting sebagai penghasil talenta dan peneliti. Kita harapkan kampus mampu membangun ekosistem riset yang kolaboratif dan memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan AI nasional,” ujarnya.
Bonifasius menambahkan, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri akan menjadi fondasi utama untuk menciptakan AI yang inklusif dan berkeadilan, sekaligus meningkatkan daya saing nasional.
“Kita ingin memastikan bahwa talenta digital Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi. Dengan kerja sama yang erat, kita bisa mewujudkan AI yang inklusif, berkeadilan, dan berpihak pada kemanusiaan,” tegasnya.
Magang Terstruktur
Menanggapi tantangan dan peluang di era AI, Rektor UMY, Achmad Nurmandi, menegaskan komitmen UMY dalam mencetak talenta digital masa depan. UMY akan menyiapkan ribuan mahasiswa untuk mengikuti program magang di berbagai perusahaan teknologi berbasis kecerdasan buatan.
Program magang yang akan dijalankan, menurut Nurmandi, bersifat gratis dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh mahasiswa.
"Tadi sudah kami sepakati bersama. Biasanya magang dilakukan secara individual dan tidak terorganisir. Ke depan, saya akan minta semua program studi untuk mengonsolidasikan ribuan mahasiswa agar dapat mengikuti magang secara terstruktur," paparnya.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi UMY untuk menyiapkan lulusan yang adaptif terhadap kebutuhan industri digital. Pelaksanaan magang akan dikoordinasikan secara terencana melalui Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisainstek) dan Direktorat Pendidikan (Dirpendik) UMY.
Direktur Utama Telkom Indonesia, Dian Siswarini, yang hadir dalam acara tersebut, memberikan peringatan keras kepada generasi muda. Dian menegaskan bahwa penguasaan AI saat ini bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban.
“AI itu wajib dipelajari, bukan sunnah. Kalau Anda tidak belajar AI dari sekarang, jangan sampai menyesal karena akan tertinggal dari yang lain,” tegas Dini di hadapan lebih dari 300 mahasiswa UMY.
Bagikan