Sekolah Kita
18 Mei, 2022 01:40 WIB
Penulis:Fathul Muin
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, MALANG—Perpustakaan Kota Malang terus meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan literasi di era digital ini, seperti Layanan Pojok Baca Digital (Pocadi) yang menyediakan koleksi buku digital berkualitas yang berasal dari lokal server maupun konten aplikasi iPusnas.
Kepala Bidang Layanan dan Pengembangan Perpustakaan Kota Malang, Achmad Supriadi, mengatakan warga dapat mengakses langsung membaca berformat digital melalui komputer ataupun tablet yang disediakan di sana.
"Di pojok baca digital ini juga tetap disediakan buku-buku cetak. Pocadi yang terletak di Taman Trunojoyo ini telah dibuka sejak 11 Mei 2022 yang lalu," katanya, Selasa (17/5/2022).
Selain itu, kata dia, Perpustakaan Kota Malang juga telah memperkenalkan aplikasi perpustakaan daerah yang disebut Malang Mobile Library (M-Mobilib). Warga bisa mengunduh melalui Play Store.
Anggota juga dapat melihat katalog perpustakaan melalui aplikasi ini. Selain itu ada juga fitur usulan buku, kunjungan kelompok, pinjaman kolektif, dan saran.
"Selama ini orang kalau dengar perpus digital kan (identik) koleksinya. Saya ingin baca e-book, padahal kan tidak. Layanan perpus juga bisa dibuat digital. Ini yang kita sebut Malang Mobilib. Kalau untuk koleksi dIgitalnya kita gunakan Malang Cilin yang bekerja sama dengan Gramedia," tuturnya.
Meski begitu, kata dia, tidak semua koleksi dialihmediakan menjadi digital agar masyarakat tetap bisa mengakses bacaan. Karena itulah, Perpustakaan juga mengembangkan layanan datang antarkan buku (DRAB) dalam aplikasi M-Mobilib.
"Jadi koleksi buku-buku cetak bisa kita pinjamkan dan antarkan sampai ke rumah anggota," ujarnya.
Ramah Disabilitas
Achmad Supriadi menegaskan, sistem pelayanannya sama dengan ojek online. Layanan ini bisa diperuntukkan bagi yang ber-KTP dan pengiriman di Kota Malang.
"Ini adalah inovasi dari Perpustakaan Kota Malang. Yang menerapkan sistem ini baru kita dan UPT Perpustakaan Bung Karno. Namun, kalau mereka bekerja dengan salah satu perusahaan ojek online. Kalau di sini, petugas mengantarkan langsung, ongkosnya pun tidak dibebankan pada anggota," katanya.
Dari pengembangan aplikasi ini, ke depan perpustakaan berupaya untuk ramah disabilitas terutama netra. Saat ini buku digital hanya berbentuk tulisan dan gambar berupa e-book.
"Dengan aplikasi ini mereka bisa mendengarkan bukunya. Jadi nanti ada alih media dari teks menjadi suara. Itu yang kita kembangkan," ujarnya.
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat selama masa pandemi, perpustakaan yang terletak di Jalan Besar Ijen Nomor 30-A Kota Malang ini mengembangkan layanan drive thru yang juga terkoneksi dengan aplikasi untuk pemesanan buku. Dengan demikian anggota perpustakaan yang telah memesan buku untuk dipinjam dapat langsung mengambil di loket drive thru.
Achmad menjelaskan pula, Perpustakaan Kota Malang juga memfasilitasi para difabel netra dengan menyediakan Pojok Braille. Kebutuhan para disabilitas netra akan petunjuk jalan juga difasilitasi dengan memberikan tanda di lantai untuk memudahkan mencapai tujuan.
Perpustakaan Kota Malang juga menjalin kerja sama dengan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang untuk secara rutin setiap minggu datang dan membaca di Pojok Braille.
Tercatat hingga 2021, Perpustakaan Kota Malang memiliki 122.179 judul buku dengan total jumlah 202.099 eksemplar. Keistimewaan lain yang dimiliki oleh Perpustakaan Kota Malang, yakni adanya koleksi Kitab Kuning yang jarang ditemui di perpustakaan lainnya.
Layanan lain yang diberikan oleh perpustakaan ini adalah ruangan baca anak. Juga ada perpustakaan keliling yang mulai aktif kembali pada hari, Selasa 17 Mei 2022, setelah lama terhenti karena pandemi. Perpustakaan keliling secara bergilir ke sekolah, taman baca, perpustakaan khusus seperti di rumah ibadah dan pondok pesantren yang ada di 57 kelurahan di Kota Malang.
Wali Kota Malang, Sutiaji, berharap seluruh upaya dan inovasi perpustakaan umum Kota Malang merupakan bagian dari membangun literasi.
"Penetrasi internet makin tinggi, tapi literasi masih sangat rendah. Waktu bermain medsos jauh lebih banyak dibanding jumlah buku yang kita baca. Perpus kota ada, terus diperkaya dan ayo dimanfaatkan bersama," ajak Sutiaji bertepatan momentum Hari Buku Nasional, 17 Mei 2022
Bagikan