Prospek Kerja Cerah, Kampus Vokasi Kian Dilirik

19 Oktober, 2021 10:03 WIB

Penulis:Bunga NurSY

Editor:Bunga NurSY

vokasi ilustrasi.jfif
Ilustrasi Kegiatan Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi)

Eduwara.com, BALIKPAPAN - Perguruan tinggi vokasi kian dilirik oleh para peserta didik serta orangtua seiring dengan cerahnya prospek kerja yang ditawarkan. 

Hal ini tercermin dalam riset bertajuk Survei Ketertarikan Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi yang diselenggarakan oleh MarkPlus, Inc pada April 2021.

Dalam survei itu disebutkan bahwa mayoritas responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke SMK (82,05 persen) dan Pendidikan Tinggi Vokasi (78,6 persen). Adapun, responden tersebut terdiri dari 500 responden, yang mencakup peserta didik SMK, peserta didik SMA, orang tua SMK, dan orang tua SMA.

Faktor ketertarikan terbesar terhadap SMK dipengaruhi oleh prospek kerja yang dinilai bagus (57,8 persen) dan pilihan jurusan yang banyak (51,9 persen). Sementara itu, faktor ketertarikan terbesar terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi dipengaruhi oleh prospek kerja yang bagus (68,7 persen), studi yang singkat (46,1 persen), dan dinilai dapat langsung bekerja setelah lulus (41,7 persen).

Di sisi lain, responden dengan kategori Orangtua siswa SMK, ingin agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Tinggi pada Fakultas Vokasi dengan pertimbangan prospek ke depan (37,9 persen). Berbeda dengan responden dari kategori orang tua siswa SMA, yang ingin agar anaknya memilih Pendidikan Tinggi Fakultas Non Vokasi dengan pertimbangan kualitas dan reputasi dari instansi (41,3 persen). 

Deputy Chairman MarkPlus, Inc.Taufik mengatakan dilihat dari responden siswa SMA dan SMK, kedua kategori ini lebih memilih Universitas Negeri dengan Fakultas Non Vokasi.

“Alasannya adalah kualitas dan reputasi dengan angka 36,6 persen untuk responden siswa SMK dan 40,4 persen untuk responden siswa SMA,” jelasnya.

Riset ini dilakukan di 10 wilayah di Indonesia dengan mempertimbangkan jumlah siswa-siswa terbanyak, persebaran wilayah responden, pemilihan kota/titik utama, juga komposisi siswa SMK. Kesepuluh wilayah tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Utara.

Menurut Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc., dari hasil survei tersebut perlu diperlukan adanya peningkatan awareness terhadap pendidikan vokasi untuk dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat.

“Setelah awareness dari pendidikan vokasi meningkat, bisa dilanjutkan untuk melakukan komunikasi terhadap kualitas dari SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi, dan akhirnya melakukan pendekatan entrepreneurial marketing untuk pendidikan vokasi, khususnya kepada siswa SMK dan mahasiswa D3,” ujar Hermawan.

DUKUNGAN PEMERINTAH

Dihubungi terpisah, Dosen sekaligus Praktisi Pendidikan Vokasi Politeknik Negeri Balikpapan Tuatul Mahfud membenarkan bahwa animo masyarakat terhadap pendidikan vokasi mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir. 

“Hal ini ditunjang oleh perhatian pemerintah, mulai dari adanya DiTjen [direktorat jenderal] vokasi hingga program revitalisasi SMK,” katanya, belum lama ini.

Selain itu, tambahnya, sejak revolusi industri 4.0 yang mengombinasikan sistem siber-fisik digaungkan, pelaku industri lebih tertarik untuk merekrut tenaga yang siap kerja ketimbang harus mulai memberikan pelatihan dari awal. 

“Dengan demikian, lulusan vokasi makin laku. [Pelaku] industri pun sudah jamak menjalin kerja sama dengan Lembaga Pendidikan vokasi,” jelas Tuatul.