Puncak Program POP di Sleman, Enam SD Pilot Project Tampil Bersama

27 Juni, 2023 18:20 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

27062023-program POP Sleman.jpg
Salah satu penampilan dari enam SD di Sleman dalam pentas bersama 'School Assembly Antar Sekolah', Selasa (27/6/2023). Pentas ini diselenggarakan sebagai puncak penyelenggaran POP Merdeka Belajar selama tiga tahun terakhir. (EDUWARA/K. Setyono)

Eduwara.com, JOGJA – Tiga tahun pelaksanaan Program Organisasi Penggerak (POP), enam Sekolah Dasar (SD) yang menjadi proyek percontohan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar pentas kreativitas bersama, Selasa (27/6/2023). Tahun depan, POP akan dilebarkan ke sekolah di semua kecamatan di Sleman.

Bertajuk 'School Assembly Antar Sekolah' gelaran kreativitas yang berlangsung di Prima Hotel ini diikuti para siswa dari SDN Denggung, SDN Rejondani, SD Ilmu Bina Selamat, SDN Tinom, SDN Pakem I, dan SD Karitas.

POP merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka Belajar episode keempat yang diinisiasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak 2021. Pelaksanaan POP di enam SD di lima kecamatan di Sleman ini dikordinatori Yayasan Abisatya.

"POP Merdeka Belajar ini bertujuan menjadikan sekolah mampu membentuk anak-anak yang menguasai literasi, numerasi, dan karakter. Sekolah juga dituntut mampu menghadirkan lingkungan yang bebas perundungan dan kekerasan," jelas Direktur Abisatya, Ferry T Indratno.

Untuk menumbuhkan kreativitas, daya imajinasi dan kepercayaan diri pada anak didik, POP turut menghadirkan empat sanggar kreativitas untuk membantu para siswa berbicara di depan umum, bercerita, penulisan kreatif dan photovoice.

Ferry menambahkan pentas kreativitas ini merupakan puncak dan bukti keberhasilan dari program POP yang sudah dilaksanakan di enam SD. Dua tahun awal program, setiap sekolah sudah melaksanakan pentas kreativitas sebagai tolak ukur awal.

"Anak-anak yang tampil hari ini membuktikan literasi tidak hanya sekedar membaca dan menulis, namun mereka mampu memahami serta menumbuhkan kreativitas," jelasnya.

Memperluas Jangkauan

Melihat keberhasilan POP Merdeka Belajar di enam SD, lanjut Ferry, pada tahun depan pihaknya akan berusaha menjalin kerja sama dengan Pemkab Sleman untuk memperluas jangkauan jumlah sekolah.

Jika selama tiga tahun terakhir, hanya enam sekolah yang menjadi percontohan, pada tahun depan minimal ada satu sekolah yang menerapkan POP di setiap kecamatan di Sleman.

Mewakili guru SDN Rejondani, Prambanan Ratih Sayekti menyebut melalui POP pihaknya banyak menemukan bakat-minat yang terpendam dan belum terasah pada diri siswa.

"Awalnya tidak tahu, namun dari program ini kita tahu mereka memiliki bakat besar dalam bidang literasi. Di program ini mereka lebih berkembang kreativitas dan imajinasinya," tuturnya.

Namun yang lebih membanggakan lagi, POP ini berhasil menumbuhkan kepercayaan anak didiknya untuk berani tampil dan bicara di publik.

Ratih juga menjelaskan jika program sanggar kreativitas yang meliputi empat bidang, di sekolahnya tidak dimasukkan dalam kegiatan ekstra kurikuler. Pasalnya, empat bidang ini bisa disisipkan dalam mata pembelajaran rutin yang menyasar siswa SD kelas 3, 4 dan 5,.

"Puncak acara ini memenuhi ekspektasi kami pada anak-anak dan bisa dibanggakan untuk mengembangkan kegiatan serupa di sekolah. Kami memang berharap POP diperpanjang, dengan catatan persiapan lebih dimatangkan lagi," tutupnya.