Sekolah Kita
30 November, 2021 22:28 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Adnyana
Eduwara,JOGJA – Sempat melorot tahun lalu, SMAN 3 Yogyakarta tahun ini meraih hasil terbaik dalam pemeringkatan ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Di Daerah Istimewa Yogyakarta, SMAN 3 menempati peringkat pertama.
Sedangkan dari versi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), SMAN 3 Yogyakarta menduduki peringkat ketujuh dari seribu sekolah dengan raihan poin 617.214. Tahun lalu di pemeringkatan versi yang sama, SMAN 3 Yogyakarta menduduki peringkat 12.
"Memang naik turun, terutama di masa lalu. Tapi beberapa tahun ini semua lulusan SMAN 3 Yogyakarta hampir 99 persen diterima di PTN. Bahkan siswa kelas IPS tahun lalu 100 persen diterima," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Supriyana saat ditemui Eduwara.com, Selasa (30/11).
Nana, panggilan akrab Supriyana, menjelaskan capaian menggembirakan ini tidak terlepas dari berbagai program yang digenjot para pengajar untuk anak didiknya demi fokus setelah lulus dari SMA.
Dirinya menjelaskan, meski dikenal sebagai sekolah yang penuh kegiatan kesiswaan non akademik. Namun khusus siswa di kelas XII, mereka diminta sepenuhnya fokus pada bidang akademik dengan melepaskan berbagai kegiatan non akademik untuk dikelola oleh adik-adiknya di kelas X dan XI.
"Ketika di kelas XII kami minta siswa untuk fokus kegiatan akademiknya, baik yang diselenggarakan oleh guru maupun secara mandiri. Intinya kami memberikan kesempatan dan fasilitas seluas-luasnya kepada mereka untuk sukses masuk PTN," lanjutnya.
Selain memberikan tambahan materi pelajaran tambahan. Secara internal guru-guru juga memberikan tambahan jam untuk pengayaan materi pelajaran serta try out ujian masuk perguruan tinggi kepada 217 siswa kelas XII IPA dan 33 siswa kelas XII IPS.
Peran Alumni
Namun dari semua itu, Nana mengatakan keberadaan dan peran alumni SMAN 3 yang tergabung dalam Keluarga Besar Ikatan Alumni Padmanaba tidak bisa dikesampingkan. Nana malah menyebut peran alumni dalam perkembangan adik-adiknya sangat dan begitu penting.
"Jadi setiap tahun, kita selalu mengundang para alumni dari berbagai PTN se-Indonesia bahkan luar negeri untuk memberikan motivasi, kiat-kiat masuk perguruan tinggi tujuan, dan beberapa kali pembelajaran gratis bagi siapa saja yang butuh," jelasnya.
Tanpa memandang kriteria, melalui tim khusus akademik di keluarga ikatan alumni, para alumni diarahkan berkolaborasi untuk mengarahkan adik-adiknya dalam memilih jurusan dan PTN sesuai dengan minat serta bakat individu. Termasuk juga dengan konsekuensinya saat masuk di jurusan yang diminati.
"Peran alumni penting dalam memberi contoh ke adik. Ini program yang berjalan sejak dulu. Termasuk program mendatangkan tokoh besar nasional baik alumni maupun bukan. Ini bentuk dukungan mereka ke almamater," tegasnya.
Nana mengatakan sebelum pandemi, pertemuan dengan para alumni dilaksanakan ketika mereka pulang kampung atau liburan semester. Namun di tengah masa pandemi ini, komunikasi yang terbangun malah lebih intensif dan beragam melalui ruang diskusi online.
Jadi tidak hanya para alumni yang masih menempuh kuliah di berbagai kota, namun para alumni yang kuliah di luar negeri juga bisa bercerita mengenai kehidupan pendidikannya serta kiat-kiat mencapai ke sana.
"Ini malah menyenangkan anak didik. Sebab mereka tidak hanya bisa bergabung dengan kelas yang menjadi tujuan, tapi juga dengan kelas lainnya. Biasanya komunikasi dilakukan di hari libur tanpa ada batas waktu," jelasnya.
Format pendidikan seperti ini menurut Nana sudah dilakukan sejak lama. Bermula dari survei untuk mengetahui minat bakat siswa, para guru kemudian memberikan masukkan serta pengetahuan dasar untuk bisa masuk PTN. Bersama dengan orang tua siswa, pilihan-pilihan ini disodorkan ke siswa dengan berbagai risikonya.
Bahkan untuk mendukung program ini, pihak sekolah menurut Nana setiap tahun mengundang panitia penerimaan mahasiswa baru dari berbagai PTN untuk memberikan penjelasan ke anak didik agar tidak salah pilih jurusan.
"Apa yang kami lakukan ini demi kemajuan anak didik kami. Agar mereka memiliki probabilitas yang besar untuk diterima di PTN idaman," pungkas Nana.
Bagikan