Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO—Teater Tradisional Wiswakarman Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bakal menggelar pertunjukan teater berjudul Interniran Soewardi, Selasa (30/11/2021). Pentas yang menceritakan kehidupan Ki Hajar Dewantara dihelat di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo.
Sutrada pentas teater ini, Kukuh Setia Widodo, memaparkan pentas kali ini berbeda dengan pentas-pentas Wiswakarman sebelumnya. "Biasanya kami mementaskan cerita yang berlatar kerajaan-kerajaan Mataram, sedang kali ini ceritanya tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Khususnya perjuangan Soewardi atau yang lebih dikenal Ki Hajar Dewantara. Tapi kami tetap menggunakan bahasa Jawa dalam dialognya," kata Kukuh saat ditemui Eduwara.com di sela-sela latihan, Sabtu (27/11/2021) .
Selain mahasiswa yang tergantung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Wiswakarman, pemeran pada pentas yang juga berisi tentang dunia pendidikan tersebut juga melibatkan anak-anak dari Sanggar Pasinaon Pelangi, Mojosongo, Solo.
"Kami meminta bantuan dari pihak luar kampus karena dalam pentas ini membutuhkan pemeran anak-anak. Nantinya anak-anak Sanggar Pelangi itu akan berperan sebagai siswa-siswa di Sekolah Taman Siswa," tutur Kukuh.
Penulis naskah pentas ini, Naufal Bahauddin Wafi, menjelaskan dirinya terinspirasi dari tokoh Ki Hajar Dewantara yang berani melawan penjajahan Belanda melalui tulisan-tulisannya. Tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara membuat pemerintah Hindia Belanda saat itu merasa terancam.
"Waktu SMA saya membaca tulisan Ki Hajar yang berjudul Seandainya Aku Seorang Belanda yang sangat luar biasa. Dari tulisan itu, beliau berhasil menggerakkan perjuangan secara nasional untuk melawan penjajahan Belanda. Dari tulisan itu juga akhirnya saya membuat naskah yang akan dipentaskan ini," ujar Wafi, mahasiswa semester V FIB itu.
Pentas yang rencananya digelar secara luring tersebut mendapat sambutan meriah dari para warga kampus UNS. Hal itu dapat dilihat dari antusiasme warga kampus yang bersedia membeli tiket presale seharga Rp 15.000. "Dalam hitungan jam, tiket presale sebanyak 100 lembar habis terjual," jelas sutradara.
Kukuh menambahkan, pihak TBJT telah memberikan izin kepada Wiswakarman untuk pentas dengan dihadiri penonton. Akan tetapi jumlah penonton harus dibatasi, tidak boleh memaksimalkan kuota kursi yang sebenarnya. Hal itu agar tetap dapat menerapkan protokol kesehatan.
"Awalnya kami akan membuka tiket on the spot. Namun karena banyaknya permintaan tiket sebelum pentas, akhirnya kami meniadakan penjualan tiket on the spot. Itu pun terpaksa karena kami berupaya agar penonton tetap menjaga jarak saat menonton," tegas Kukuh, mahasiswa semester akhir yang segera wisuda itu. (M. Diky Praditia)