Kampus
04 Agustus, 2024 22:27 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karya Inovatif (PKM-KI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil menciptakan inovasi sistem monitoring catu daya jalur perlintasan langsung (JPL) berbasis NRFL01. Sistem ini dibuat sebagai upaya meningkatkan keselamatan di perlintasan kereta api.
Mahasiswa Teknik Elektro sekaligus Ketua Tim PKM-KI UMY, Arditya Ega Purwanda, menerangkan tingginya angka kecelakaan kereta api yang mencapai 173 kasus dari 2023 sampai pertengahan 2024 disebabkan kurangnya sistem catu daya yang menyuplai palang pintu di jalur perlintasan langsung (JPL).
“Saat listrik padam, petugas Sintelis (Sinyal, Telekomunikasi, dan Listrik) yang bertugas merawat palang pintu tidak dapat mengetahui secara otomatis dan harus dilakukan pengecekan secara manual,” kata Arditya Ega Purwanda dalam rilis Minggu (4/8/2024).
Saat ini, teknologi sistem catu daya yang digunakan berupa tampilan display analog yang terpasang di meja pelayanan palang pintu JPL. Pengecekan dilakukan dengan menunggu konfirmasi dari Petugas Jaga Lintasan (PJL) atau melakukan konfirmasi langsung kepada petugas PJL di tempat.
Dipaparkan Arditya, kekurangan dari teknologi tersebut membuat informasi mengenai sistem catu daya berupa tegangan dan arus sumber tampilan display hanya bisa diketahui di meja pelayanan palang pintu JPL.
“Dengan adanya inovasi ini dapat mencegah kerusakan pada komponen catu daya yang ada pada JPL,” katanya.
Memudahkan
Dengan inovasi temuannya, lanjut Arditya, petugas Sintelis selaku petugas yang merawat palang pintu, dapat mengetahui kondisi catu daya saat kondisi normal maupun saat terjadi gangguan catu daya.
“Tujuan lainnya adalah memudahkan petugas dalam memonitoring dan mengantisipasi lebih awal jika terjadi kerusakan pada catu daya JPL sehingga Sintelis yang memelihara peralatan di JPL dapat memonitoring kondisi catu daya peralatan JPL di kantor terkait,“ ujarnya.
Dikatakan Arditya, peralatan monitoring berfungsi sebagai transmitter (pengirim data) yang diletakkan di JPL dan receiver (penerima data) yang diletakkan di kantor Sintelis terkait. Ia mengklaim, sistem kerja alat ini dapat bekerja saat kondisi normal maupun saat terjadi gangguan catu daya.
“Saat terjadi gangguan catu daya, maka panel box transmitter akan mengirimkan notifikasi ke panel receiver di kantor Sintelis berupa nyala buzzer serta LED merah akan menyala,” jelasnya.
Arditya berharap dengan dibuatnya alat ini dapat mempermudah dalam melakukan perawatan dan perbaikan serta pencegahan kerusakan pada alat yang terdapat pada palang pintu JPL. Sekaligus, dapat meminimalisir berbagai gangguan yang terjadi serta dapat mencegah kejadian kecelakaan di JPL akibat tidak berfungsinya peralatan yang ada karena gangguan catu daya.
“Catu daya merupakan suatu hal penting bagi komponen elektronik yang terdapat pada palang pintu JPL,“ pungkasnya.
Bagikan