UPITRA Dorong Kelompok Wanita Tani Terapkan Ekonomi Hijau Berkelanjutan

29 Oktober, 2024 18:14 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

29102024-UPITRA inovasi hijau.jpg
Tim PKM UPITRA Surakarta melakukan pendampingan dan mendorong KWT Paulan Makmur, Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, menerapkan konsep ekonomi hijau berkelanjutan. Pendampingan yang dilakukan sejak April 2024 sampai Oktober 2024 ini dilakukan dengan cara mengajak anggota KWT Paulan Makmur memanfaatkan berbagai barang ramah lingkungan sebagai wadah penanaman berbagai komoditas tanam. (EDUWARA/Dok. UPITRA)

Eduwara.com, JOGJA – Dosen dan mahasiswa Universitas Pignatelli Triputra (UPITRA) Surakarta melakukan pendampingan dan mendorong pelaku ekonomi kreatif lokal menerapkan konsep ekonomi hijau berkelanjutan. Bermitra dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Paulan Makmur, pemanfaatan berbagai barang ramah lingkungan menjadi konsentrasi mereka.

Melalui Melalui Program Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikbudristek 2024 Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, Tim PKM UPITRA ini terdiri dari dua dosen Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yaitu Agustinus Kismet Nugroho Jati dan Endang Purwaningsih. Kemudian satu dosen lagi dari Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, yaitu Maria Karmelia Fajar Lestari.

Tim yang dibantu empat mahasiswa ini bermitra dengan KWT Paulan Makmur, Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar. KWT Paulan Makmur ini memiliki usaha yang bergerak di bidang pertanian, salah satunya adalah usaha menanam dengan teknik hidroponik dan konvensional.

“Kami memilih mendorong penerapan ekonomi dan inovasi hijau karena ada sekian permasalahan yang ditemukan dalam menjalankan usaha ini,” kata Agustinus Kismet Nugroho Jati mewakili rekan-rekan timnya, Selasa (29/10/2024).

Dipaparkan Agustinus, masalah yang ditemui seperti penggunaan tempat menanam hidroponik dan konvensional yang masih menggunakan pipa dan pot plastik. Kemudian, penggunaan pupuk kimia, pengemasan produk masih menggunakan plastik, dan metode pemasaran konvensional.

Limbah Rumah Tangga

Dalam program yang berlangsung dari April 2024 sampai Oktober 2024, tim kemudian mendorong anggota KWT Paulan Makmur memanfaatkan limbah rumah tangga, seperti botol plastik, kaleng, dan sepatu sebagai wadah penanaman berbagai komoditas tanam seperti selada air, pakcoy, dan kangkung.

Tim juga menyarankan menggunakan batok kelapa dan daun pisan yang berasal dari lingkungan sekitar sebagai pengganti pot atau polybag.

“Terkait dengan penggunaan pupuk kimia yang bertolak belakang dengan konsep hidroponik itu sendiri, tim memberikan solusi menggunakan pupuk organik yang berasal dari daun jambu yang difermentasi,” lanjutnya.

Untuk kemasan penjualan yang masih menggunakan plastik, tim meminta anggota KWT Paulan Makmur menggunakan daun pisang yang memiliki keunggulan, yaitu alami, mudah didapat, rendah biaya dan tentunya ramah lingkungan.

“Kami juga membuatkan website yang bisa dipergunakan sebagai media memperluas pemasaran. Selama ini metode pemasaran hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut,” terangnya.

Mewakili seluruh anggota, Ketua KWT Paulan Makmur Eryani berterima kasih kepada tim UPITRA atas pendampingan selama lebih dari enam bulan. Menurutnya, berbagai solusi yang dijalankan di PWT Paulan Makmur akan semakin mendorong produk-produk yang dihasilkan dikenal masyarakat luas dan menarik customer.

“Kami juga berharap kerja sama ini terjalin dan dapat berlanjut sehingga dapat terus memajukan organisasi, lembaga dan kelompok masyarakat di berbagai bidang,” tutupnya.