Wujud SRA, Siswa SDN Kasihan Bantul Bebas Buat Aturan Kelas

12 Maret, 2022 20:32 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

12032022-SDN Kasihan Btl SRA.jpg
Siswa SDN Kasihan Bantul berlajar di kelas dengan latar belakang Candi Borobodur, Sabtu (12/3/2022). SDN Kasihan mengimplementasikan konsep Sekolah Ramah Anak (SRA) dengan meluncurkan aplikasi anti perundungan dan kelas budaya. (EDUWARA/Setyono)

Eduwara.com, JOGJA – Menerapkan konsep Sekolah Ramah Anak (SRA), sejak 2017 para guru di SDN Kasihan membebaskan siswanya membuat aturan yang berlaku di dalam kelas sesuai kesepakatan bersama. Bahkan untuk mencegah perundungan (Bullying) pada siswa, sekolah menghadirkan aplikasi Cegah Bullying (Celly).

SDN Kasihan berada di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Eduwara bertemu dengan Kepala Sekolah Harsiana Wardani yang didampingi guru Cicilia Rita dan Fitriana Puspitasari.

Harsiana Wardani mengungkapkan penerapan konsep Sekolah Ramah Anak sejak lima tahun lalu mendapatkan pendampingan dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) DIY.

"Penerapan program Sekolah Ramah Anak didasari tekad dan komitmen guru meningkatkan mutu pendidikan. Program ini membentuk karakter siswa, senang proses pembelajaran, dan meningkatkan peran serta orang tua," jelas Harsiana kepada Eduwara.com, Sabtu (12/3/2022).

Dalam praktiknya, konsep Sekolah Ramah Anak diwujudkan dalam pembinaan soliditas guru, pembiasaan, dan memasukkan nilai-nilai sekolah ramah anak dalam proses pembelajaran.

Salah satu hasil penerapan konsep Sekolah Ramah Anak, siswa SDN Kasihan diminta menciptakan aturan yang berlaku di dalam kelas secara mandiri. Didampingi guru, peraturan kelas ini diterapkan kepada para siswa. Mereka yang melanggar kesepakatan akan mendapat hukuman yang berorientasi edukasi.

SDN Kasihan Bantul. (EDUWARA/Setyono)

"Jadi semisal tidak mengerjakan PR atau lupa membersihkan kelas, ada yang dihukum membaca di perpustakaan dan menceritakan isi bukunya. Aturan ini setiap tahun berubah sesuai tingkat kelas dan pertumbuhan siswa," katanya.

Aplikasi Cegah Bullying

Sebagai upaya mendukung program Sekolah Ramah Anak di Bantul, SDN Kasihan menghadirkan program laporan perundungan lewat aplikasi dan Sekolah Ramah Anak berbasis budaya.

Melalui aplikasi Celly diharapkan aksi perundungan di satuan pendidikan bisa diminimalisir, khususnya di lingkungan sekolah. Dalam aplikasi tersebut terdapat enam menu utama yang berisi informasi sekolah, tim anti-bullying sekolah, materi anti-bullying dan ada menu pengaduan.

"Kita berharap anak-anak juga memahami apa itu bullying dan tidak melakukannya, sehingga kasus menjadi zero. Aplikasi ini kita gunakan secara internal sekolah," tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul Isdarmoko mengapresiasi inovasi yang dilakukan SDN Kasihan. Ini merupakan satu-satunya aplikasi anti perundungan yang dikembangkan oleh sekolah di Bantul.

"Ide, kreatifitas terkait implementasi Sekolah Ramah Anak perlu mendapatkan dukungan. Anak harus dijaga, dilindungi, bebas dari bully, intervensi, paksaan dan lainya.  Saya berharap aplikasi ini bisa ditiru dan dikembangkan di sekolah lain," jelasnya.